KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga XRP kembali tergelincir di bawah level psikologis penting US$3, setelah turun sekitar 4% pada 7 Oktober 2025. Penurunan ini memicu terbentuknya pola “death cross”, yang secara teknikal sering dianggap sebagai konfirmasi momentum bearish jangka menengah. Kapitalisasi pasar XRP juga ikut melemah, turun 2,54% secara mingguan dan 3,41% dalam 24 jam terakhir, berada di kisaran US$172,22 miliar. Padahal, beberapa hari sebelumnya XRP sempat melampaui valuasi BlackRock dengan nilai hampir US$183,4 miliar.
Salah Satu Aset dengan Kinerja Terbaik 2025
Meski tengah terkoreksi, XRP masih menjadi salah satu aset kripto dengan performa terbaik tahun ini. Dengan harga perdagangan di sekitar US$2,87, XRP telah melonjak hampir 440% dalam 12 bulan terakhir—menjadikannya salah satu pendorong utama reli pasar altcoin pada 2025.Potensi Inflasi dan Valuasi Penuh XRP
Dengan asumsi seluruh token dilepas tanpa re-locking, inflasi tahunan XRP diperkirakan antara 5% hingga 6%, yang akan menurun seiring waktu. Jika seluruh suplai telah beredar, kapitalisasi pasar terdilusi penuh (fully diluted market cap) XRP akan mencapai sekitar US$287,95 miliar pada harga saat ini. Baca Juga: Aset Kripto Seperti Bitcoin, Ethereum, dan XRP Turun, Koreksi Masih Dianggap WajarTantangan Menuju Rekor Tertinggi
Dengan harga US$2,87 dan kapitalisasi sekitar US$172 miliar, XRP masih memerlukan inflow modal signifikan untuk kembali ke rekor tertingginya.- Untuk menyentuh kembali level US$3,65 yang dicapai pada 18 Juli 2025 (data CoinGecko), XRP membutuhkan kapitalisasi pasar sekitar US$218,5 miliar.
- Sementara untuk menembus puncak historis US$3,84 yang dicapai pada Januari 2018 (data CoinMarketCap), XRP harus mencapai valuasi sekitar US$229,9 miliar.