JAKARTA. Kondisi ironis sedang terjadi dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Pada saat korupsi makin menggurita dan sistemik, personel Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berkurang. Padahal saat ini praktis hanya KPK yang masih dipercaya rakyat untuk membersihkan bangsa ini dari koruptor.Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Rabu (5/12), mengungkapkan, seharusnya saat ini bangsa Indonesia prihatin karena korupsi makin menggurita dan sistemik."Agaknya kita masih harus prihatin karena korupsi bukan hanya makin sistemik, menggurita, penuh sinergi para aktor, tapi juga punya sistem yang memilik daya hancur, pemelaratan, menimbulkan pemiskinan masif dan struktural," katanya.Akan tetapi, di saat korupsi makin menggurita dan sistemik serta terjadi sinergi di antara para koruptor, lembaga pemberantasan korupsi justru dilemahkan.Busyro menyindir upaya-upaya pelemahan KPK melalui penarikan besar-besaran penyidik KPK oleh Polri. Bulan Desember ini, penyidik KPK kembali ditarik secara besar-besaran.Mabes Polri menarik 13 penyidiknya yang berada di KPK dengan alasan masa tugas mereka telah habis. Padahal KPK masih sangat membutuhkan tenaga mereka, untuk mengungkap sejumlah kasus korupsi besar seperti Hambalang dan Century.Bulan September lalu, Polri juga menarik 20 penyidiknya di KPK. Penarikan terjadi, setelah KPK menyidik kasus korupsi pengadaan simulator berkendara di Korps Lalu-lintas dengan tersangka dua petinggi aktif kepolisian, Inspektur Jenderal Djoko Susilo dan Brigadir Jenderal Didik Purnomo.Busyro pun mengajak agar semua pemangku kepentingan sadar bahwa KPK saat ini sedang dilemahkan. "KPK yang personelnya 750 orang sudah semakin bekurang. Marilah kita menyadari apapun jabatan dalam diri kita, itu adalah amanat," kata Busyro. (Khaerudin/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ya ampun, personel KPK terus berkurang
JAKARTA. Kondisi ironis sedang terjadi dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Pada saat korupsi makin menggurita dan sistemik, personel Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berkurang. Padahal saat ini praktis hanya KPK yang masih dipercaya rakyat untuk membersihkan bangsa ini dari koruptor.Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Rabu (5/12), mengungkapkan, seharusnya saat ini bangsa Indonesia prihatin karena korupsi makin menggurita dan sistemik."Agaknya kita masih harus prihatin karena korupsi bukan hanya makin sistemik, menggurita, penuh sinergi para aktor, tapi juga punya sistem yang memilik daya hancur, pemelaratan, menimbulkan pemiskinan masif dan struktural," katanya.Akan tetapi, di saat korupsi makin menggurita dan sistemik serta terjadi sinergi di antara para koruptor, lembaga pemberantasan korupsi justru dilemahkan.Busyro menyindir upaya-upaya pelemahan KPK melalui penarikan besar-besaran penyidik KPK oleh Polri. Bulan Desember ini, penyidik KPK kembali ditarik secara besar-besaran.Mabes Polri menarik 13 penyidiknya yang berada di KPK dengan alasan masa tugas mereka telah habis. Padahal KPK masih sangat membutuhkan tenaga mereka, untuk mengungkap sejumlah kasus korupsi besar seperti Hambalang dan Century.Bulan September lalu, Polri juga menarik 20 penyidiknya di KPK. Penarikan terjadi, setelah KPK menyidik kasus korupsi pengadaan simulator berkendara di Korps Lalu-lintas dengan tersangka dua petinggi aktif kepolisian, Inspektur Jenderal Djoko Susilo dan Brigadir Jenderal Didik Purnomo.Busyro pun mengajak agar semua pemangku kepentingan sadar bahwa KPK saat ini sedang dilemahkan. "KPK yang personelnya 750 orang sudah semakin bekurang. Marilah kita menyadari apapun jabatan dalam diri kita, itu adalah amanat," kata Busyro. (Khaerudin/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News