KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (
KEEN) masih optimistis kinerja bisnisnya membaik di sisa tahun ini. Emiten tersebut tetap mengandalkan pendapatan dari produksi listrik aset Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dimilikinya saat ini. Direktur Kencana Energi Lestari Giat Widjaja mengatakan, pihaknya masih mempertahankan target pertumbuhan pendapatan sebesar 35% menjadi US$ 31,97 juta di akhir tahun 2020. Begitu pula dengan laba bersih KEEN yang dipatokk tumbuh 164% menjadi US$ 9,63 juta. Angka tersebut sebenarnya tergolong tinggi untuk digapai mengingat di semester I-2020 pendapatan KEEN baru mencapai US$ 7,95 juta atau turun dari posisi pendapatan di semester I-2019 sebesar US$ 12,6 juta.
Giat berujar, saat itu penurunan kinerja terjadi akibat menyusutnya pendapatan proyek konsensi milik KEEN. Di tahun 2019 lalu, KEEN bisa memperoleh pendapatan konstruksi dari proyek PLTA Air Putih dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Madong. PLTA Air Putih sendiri sudah mulai beroperasi pada tahun ini. “Di tahun ini hanya terdapat pendapatan konstruksi PLTM Madong saja, ditambah lagi terjadi penurunan penjualan listrik dari PLTA Pakkat,” kata dia, Kamis (1/10).
Baca Juga: Tahun ini Kencana Energi Lestari (KEEN) Membangun PLTM Madong Sulawesi Selatan Namun, optimisme pihak KEEN tetap ada mengingat laba bersih perusahaan ini naik dari US$ 2,62 juta di semester I-2019 menjadi US$ 3,68 juta di semester I-2020. Hasil ini tak lepas dari adanya manfaat pajak penghasilan tangguhan dan laba selisih kurs yang diraih KEEN. Giat juga yakin, penurunan penjualan listrik yang sempat terjadi hanya bersifat sementara. Selain itu, pada dasarnya selama pandemi Covid-19 produksi listrik KEEN masih tergolong normal, sehingga penjualan listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tetap berjalan normal sesuai dengan kontrak Power Purchace Agreement (PPA). Dalam berita sebelumnya, aset pembangkit milik KEEN yaitu PLTA Pakkat yang berkapasitas 18 megawatt (MW) di Sumatera Utara memiliki kemampuan produksi listrik minimum sebesar 96 giga watthour (GWh). Adapun PLTA Air Putih di Bengkulu yang berkapasitas 21 MW memiliki kemampuan produksi listrik minimum sebesar 115 GWh. Lantas, total minimum produksi listrik dari PLTA Pakkat dan PLTA Air Putih paling tidak bisa mencapai 210 GWh. Lebih lanjut, Giat menyebut, proyek PLTM Madong di Sulawesi Selatan masih terus digarap oleh KEEN. Proyek pembangkit berkapasitas 10 MW ini sebenarnya sudah memulai masa konstruksinya di kuartal IV-2019. “Sampai saat ini sudah mencapai progress sebesar 26%,” kata dia.
Selain itu, KEEN juga memiliki sejumlah rencana pengembangan proyek pembangkit lainnya. Di antaranya PLTA Pakkat II di Sumatera Utara berkapasitass 35 MW, PLTA Kalaena di Sulawesi Selatan berkapasitas 75 MW, serta PLTA Salu Uro di Sulawesi Selatan berkapasitas 90 MW. Ketiga proyek ini memang belum memulai proses konstruksi lantaran masih menunggu penyelesaian kontrak PPA dari PLN. “Untuk PPA masing-masing pembangkit, PLTA Pakkat II dan PLTA Salu Uro diperkirakan mulai di tahun 2021 sedangkan PLTA Kalaena diperkirakan mulai di tahun 2022,” ungkap Giat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat