KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan perdana tahun 2021. IHSG tercatat menguat 2,10% atau 125,83 poin ke level 6.104,898. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG tercatat melemah 0,95% ke level 5.979,07, Rabu (30/12). Dengan demikian, sepanjang tahun 2020 IHSG melorot hingga 5,09%. Adapun di tahun 2021 Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis IHSG akan bertumbuh. Optimisme ini berkaca dari pergerakan IHSG yang semakin membaik di penghujung tahun 2020. Pemulihan ditandai dengan IHSG yang meningkat dan menyentuh di atas level 6.000 dalam beberapa waktu terkahir.
"IHSG dibprediksi mencapai 6.800 atau 7.000 di akhir Desember 2021," ujarnya dalam Seremoni Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2021 yang digelar secara virtual, Senin (4/1). Di samping itu, harapan Airlangga terdorong oleh prediksi kondisi ekonomi yang membaik baik secara global maupun domestik. Baca Juga: IHSG menguat 2,10% ke 6.104 pada perdagangan Senin (4/1), asing beli BBCA, TLKM, BBNI Ekonomi global diprediksi tumbuh di kisaran 4,2% hingga 5,2%. Sementara ekonomi Indonesia diprediksi mencapai antara 4,5% hingga 5,5%. Perbaikan kondisi ini ditopang oleh keberadaan vaksin yang diharapkan mampu mengatasi dampak ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Di sisi lain, Airlangga melihat adanya penurunan risiko ketidakpastian di pasar keuangan global yang tercermin dari volatility index dan credit default index yang sudah semakin membaik. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga berharap pasar modal Indonesia semakin menguat ke depan. Harapan ini berlandaskan kondisi ekonomi yang menunjukkan pemulihan menjelang akhir tahun 2020. Misalnya, PDB Indonesia yang melorot 3,49% di kuartal III 2020. Penurunan ini lebih mini dibanding kondisi di kuartal II 2020 yang menurun 5,32%. Di kuartal IV PDB Indonesia pun diharapkan terus membaik. "Di samping itu, Indonesia termasuk negara yang PDB nya terimbas relatif kecil dibanding negara lain," jelasnya dalam kesempatan yang lama. Tertopang sinergi yang apik antara pemerintah dan OJK melalui berbagai kebijakan, IHSG juga menunjukkan peningkatan. Selain itu, yield Surat Berharga Negara (SBN) dalam setahun terakhir tercatat menurun menjadi yang terendah dalam sejarah, yakni 3,64%. Ini, lanjut Wimboh, bisa menjadi momentum bangkitnya pasar modal Indonesia.