Yamaha dan Kawasaki kerek harga jual



JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat biaya produksi sepeda motor terdongkrak naik. Agar kenaikan biaya produksi ini tidak mempengaruhi kinerja, sebagian perusahaan sepeda motor memilih menaikkan harga jual.

Salah satu perusahaan yang menaikkan harga jual sepeda motor itu adalah perusahaan asal Jepang. "Mulai April kami menaikkan harga jual," kata Mohammad Masykur, Asisten General Manager (GM) Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing kepada KONTAN, Minggu (12/4).

Masykur menjelaskan, meski mereka telah memproduksi sepeda motor di Indonesia, sebagian komponen yang mereka butuhkan untuk merakit sepeda motor masih impor, terutama dari Jepang. Ia memberikan contoh, untuk produksi sepeda motor R25, Yamaha masih mengimpor sebanyak 6% komponennya.


Sejatinya, kenaikan harga jual sepeda motor tak hanya karena pelemahan rupiah. Masykur bilang, ada faktor lain yang membuat Yamaha menaikkan harga jual sepeda motornya, yaitu kenaikan pajak Bea Balik Nama (BBN) kendaraan bermotor.

Soal besaran kenaikan harga jual sepeda motor Yamaha, tergantung pada jenis dan varian produknya. Semakin tinggi pemakaian komponen impornya, maka kenaikan harga semakin tinggi pula. "Akan tetapi kenaikan harga sepeda motor kami hanya berkisar ratusan ribu, sekitar 1% dari harga lama," jelas Masykur.

Tak hanya Yamaha, perusahaan sepeda motor Jepang lain yang menaikkan harga jual adalah PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI). Perusahaan yang memproduksi sepeda motor merek Kawasaki ini telah menaikkan harga jual sepeda motor sejak bulan Februari 2015 lalu. "Kenaikan harga karena penguatan dollar," jelas Michael Chandra Tanadhi, Deputy Head Sales & Promotion Marketing Division KMI.

Sama halnya dengan Yamaha, Chandra mengatakan, kenaikan harga sepeda motor Kawasaki terjadi karena sebagian produk masih memakai komponen impor.

Adapun, besar kenaikan harga jual sepeda motor Kawasaki tergantung dari berapa banyak pemakaian komponen impornya. Untuk sepeda motor di bawah 250 cc, kenaikan harganya sekitar Rp 500.000 - Rp 1 juta. Sementara, untuk sepeda motor bermesin di atas 250 cc, kenaikan harganya bisa di atas Rp 1 juta - Rp 3 juta per unit.

TVS tahan harga

Tak semua perusahaan sepeda motor Indonesia menaikkan harga jual produknya. Tengok saja sikap TVS Motor Company yang tak mau menaikkan harga jual. Perusahaan asal India ini berusaha mempertahankan harga jual saat kompetitor menaikkan harga.

Rio Aditya Putra, Deputy Manager Corporate Communication TVS, berujar, pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS masih bisa ditolerir oleh manajemen TVS. "Sejauh ini belum ada kenaikan harga jual kami," jelas Rio.

Rio menambahkan, sepeda motor TVS yang diproduksi di Indonesia telah menggunakan kandungan dalam negeri sebesar 65%. Karena pemakaian produk dalam negeri lebih mayoritas, TVS mengklaim bisa mengatasi dampak dari pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan