KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis wewangian masih harum. Yamuna Home Bali raup wanginya cuan di bisnis lilin aromaterapi dan minyak esensial. Bisnis wewanginan menjadi salah satu usaha yang tak lekang oleh waktu. Usaha ini bahkan kian menjamur di tanah air. Beberapa pelaku usaha wewangian unik bermunculan, salah satunya yang dilakoni oleh I Made Agus Pramana pemilik usaha pewangi ruangan, lilin aromaterapi dan minyak esensial Yamuna Home Bali.
Agus memulai usaha Yamuna Home Bali pada tahun 2021 silam. Produk pertama yang ia luncurkan adalah pewangi ruangan. Kemudian, secara perlahan dia menciptakan lilin aromaterapi dan minyak esensial karena melihat permintaan konsumen yang cukup tinggi.
Baca Juga: Strategi Crusita, Parfum Lokal yang Berhasil Buka 9 Toko Dalam 2 Tahun "Semua aroma saya racik sendiri karena saya basic-nya juga chef bakery jadi saya terbiasa bermain formula
trial and eror membuat aroma," jelas Agus pada Kontan kemarin. Yang berbeda dari produk Yamuna Home adalah produknya yang mengutamakan aroma natural khas Indonesia seperti rose mery, wangi cendana hingga kayu gaharu. Untuk mendapatkan wangi natural super premium dan khas lokal yang kental, ia menggangdeng beberapa penyuling ahli dari Jawa dan Bali. Agus bilang saat ini minat wewangian natural yang medok memang sangat diminati sejalan peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan mental. Menurutnya banyak konsumenya yang membeli produknya untuk membuat tubuh menjadi rileks, tenang dan menghilangkan stres. Saat ini, ia mengaku telah meraup omset puluhan juta. Agus menjual produknya di satu store yaitu di Yamuna Cafe di Bali dengan harga jual mulai Rp 250.000 sampai Rp 500.000 per buahnya. Agus masih belum berminat merambah ke toko daring. Alasanya, dia ingin fokus menjaga ekskusivitas dan kualitas alih-alih memperbanyak kuantitas. "Ekspansi tentu ada tapi bukan ke toko online, ya mungkin di butik, ressort dan vila di Bali, kami belum terpikir untuk ke
mass production. Fokusnya masih ke kualitas," jelas Agus. Hal lain yang perlu di apresiasi adalah kekonsistenanya memastikan produk racikanya ramah lingkungan, termasuk dengan packaging atau bungkus dari produk itu sendiri. Agus bilang seluruh produk Yamuna Home itu sudah alami, sehingga ia ingin membuat kemasan yang ramah lingkungan.
Packaging yang digunakan beragam ada yang menggunakan box kayu, tas kain dan kertas yang semuanya hasil dari daur ulang.
"Kebetulan pelanggan kami memang kebanyakan sudah memiliki
concern tentang ramah lingkungan, walaupun ada tambahan biaya tapi tetap diterima," ungkapnya. Dalam pembuatan packaging pihaknya juga dibantu dengan pengerajin lokal yanga ada di Bali dan Yogyakarta.
Baca Juga: Aroma Merek Parfum Lokal Kian Semerbak Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati