Yanaprima Hastapersada sasar kantong semen dan pupuk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yanaprima Hastapersada Tbk menargetkan menaikan utilisasi produksi tahun ini. Emiten kemasan ini juga menyasar kemasan semen dan pupuk untuk melebarkan pasar.

Direktur PT Yanaprima Hastapersada Tbk Irwan Susanto menjelaskan, tahun lalu perseroan ini memiliki utilisasi produksi sebesar 60%. "Tahun ini demi meningkatkan pendapatan utilisasi produksi akan meningkat menjadi sekitar 70% hingga 75%," papar Irwan saat paparan publik, Jumat (8/6).

Emiten berkode saham YPAS di Bursa Efek Indonesia ini pada tahun lalu mencatatkan kenaikan produksi 6,9%. Sehingga bila peningkatan kapasitas produksi sebesar 10% di tahun 2018, maka akan mencapai 12.000 ton.


Kapasitas terpasang pabrik di Sidoarjo dan Surabaya bisa memproduksi sebanyak 20.000 ton. "Kami berharap dengan kenaikan pendapatan ini, perseroan bisa meraup laba," tambah Irwan.

Direktur YPAS Rinawati, menambahkan, tahun ini Yanaprima membidik kenaikan pendapatan naik 10% dibandingkan tahun lalu. YPAS membidik perusahaan-perusahaan beras, semen, pupuk, dan tepung terigu. "Klien kami terbesar memang masih dari perusahaan semen dan pupuk," kata Rinawati.

Klien utama di industri semen seperti Semen Tonasa, Semen Padang, Semen Baturaja dan juga Semen Conch. Seiring dengan perkembangan jalur distribusi semen diharapkan akan meningkatkan permintaan pasar.

Hanya saja saat ini pasar kemasan masih oversupply sehingga harga jual tertekan. Untuk itu YPAS juga mencoba penetrasi ke pasar ekspor. "Kami berupaya ke pasar ASEAN seperti Malaysia dan Thailand," kata Rinawati.

Risiko terbesar saat ini ada di fluktutasi nilai tukar rupiah. Apalagi harga bahan baku biji plastik polypropylene (PP) masih menggunakan dollar Amerika Serikat (AS). "Kita beli memakai dollar AS tapi jual produk dengan rupiah," tambahnya.

Saat ini harga bahan baku cenderung variatif di kisaran US$ 1.200 hingga US$ 1.350 per metrik ton. YPAS membeli bahan baku lokal dan impor. Saat ini belanja modal YPAS sebesar Rp 2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie