Yang Terima Bailout, Mestinya Tak Dapat Bonus



WASHINGTON. Tiga perempat dari warga AS menyatakan bahwa Goldman Sachs Group Inc., Citigroup Inc. dan bank-bank lain yang menerima dana dari pembayar pajak sebaiknya membatalkan bonus mereka tahun ini.

Mayoritas responden dalam jajak pendapat Bloomberg maupun Los Angeles Times pada 6-8 Desember lalu juga mengatakan bahwa pemerintah AS harus menyumbang suara; bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut menjalankan bisnis mereka dan hampir dua pertiga dari mereka memperlakukan kebijakan ketat dalam industri finansial di AS.
Dalam survei itu, warga AS menentang proposal penentu kebijakan yang berniat untuk memberikan US$ 400.000 bagi pucuk pimpinan perusahaan; padahal, dana itu diambil dari brankas para pembayar pajak.
“Saya tidak mengerti bagaimana orang-orang yang menjalankan perusahaan ini masih menginginkan bonus yang besar,” kata responden jajak pendapat David Lovett, 68, pensiunan tentara dari St. Marys, Georgia.
Sebagian besar investasi perbankan saat ini dianggarkan untuk bonus karyawannya, meskipun jauh lebih kecil ketimbang biasanya. Pucuk pimpinan Goldman Sachs, Morgan Stanley and Merrill Lynch & Co., telah sepakat untuk tidak menerima bonus.
Menurut laporan Johnson Associates, kendati hampir seluruh perusahaan di Wall Street bakalan tetap memberikan bonusnya tahun ini, namun pucuk pimpinan perusahaan harus merelakan bonusnya terpangkas 70%, sementara pekerjanya bakalan teriris 10-45%.
Polling itu menunjukkan bahwa masyarakat AS juga menginginkan agar negara membelanjakan anggarannya secara jor-joran untuk mendorong perekonomian, tak peduli konsekuensinya terhadap bujet dan utang negara.
Sebagian besar dari responden juga melihat bahwa bailout pemerintah sebesar US$ 700 miliar untuk industri keuangan dan proposal untuk menyokong produsen otomotif AS merupakan langkah untuk menghadang sosialisme. Di waktu yang bersamaan, dengan margin 50% menjadi 33%, mereka menegaskan bahwa kepemilikan pemerintah sangatlah penting untuk menyelamatkan perekonomian AS.
Asal tahu saja, lima perusahaan terbesar di Wall Street memberikan bonus tahun 2007 sebesar US$ 39 miliar, tahun ketika tiga dari lima perusahaan menderita kerugian yang paling parah dalam sejarahnya dan pemegang saham kehilangan US$ 80 miliar. Rata-rata bonus yang dibagikan sebesar US$ 211.849. Sementara itu Goldman Sachs, Morgan Stanley, Merrill Lynch, Lehman Brothers Holdings Inc. dan Bear Stearns Cos. bersama-sama memberikan US$ 65,6 miliar sebagai kompensasi dan keuntungan tahun lalu kepada 186.000 pekerjanya.
Bagi warga AS, bonus menjadi sesuatu yang mewah saat perekonomian menggelinding berantakan seperti sekarang ini.

Editor: Didi Rhoseno Ardi