Yellen beri sinyal suku bunga naik Maret



CHICAGO. Masa pelonggaran moneter di Amerika Serikat segera berakhir. Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jannet Yellen memberi sinyal kuat, kenaikan suku bunga AS alias fed fund rate tepat dilakukan pada Maret ini.

Seperti dilansir CNNMoney, Jumat (3/3), Yellen mengatakan, jika dalam beberapa pekan mendatang perekonomian berkembang sejalan dengan ekspektasi, maka suku bunga berpeluang dinaikkan pada pertemuan pimpinan The Fed berikutnya. Dijadwalkan, petinggi The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee pada 14-15 Maret mendatang.

“Pada pertemuan kami akhir bulan ini, Komite akan mengevaluasi apakah sektor tenagakerja dan inflasi terus berkembang sesuai dengan harapan kami, di mana  penyesuaian tingkat suku bunga The Fed kemungkinan akan menjadi tepat,” kata Yellen saat pidato di Klub Eksekutif Chicago, Jumat (3/3) malam.


The Fed terakhir kali mengerek suku bunga pada Desember 2016. Itu kenaikan yang kedua kali dalam satu dekade terakhir.

Yellen juga mengisyaratkan jika perekonomian Paman Sam tumbuh lebih bagus tahun ini, The Fed mungkin perlu lebih cepat menaikkan suku bunga. "Prosesnya kemungkinan tidak akan lambat seperti pada 2015 dan 2016," kata Yellen.

Pada Desember lalu, sebagian besar pemimpin Fed memperkirakan kenaikan suku bunga akan dilakukan tiga kali atau lebih pada 2017. Itu akan menjadi perubahan besar dibandingkan dua tahun terakhir, saat The Fed hanya mengerek suku bunga sekali dalam setahun.

Alasan utama pergeseran arah kebijakan The Fed, yakni Presiden Donald Trump. Rencana Trump menggelontorkan dana cukup besar untuk membangun kembali Amerika bisa memicu inflasi naik lebih cepat. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, inflasi Amerika hampir stagnan. Jika inflasi mulai naik dengan cepat, akan memaksa The Fed untuk mengerek suku bunga lebih cepat.

Meski begitu, pengaruh terbesar keputusan The Fed tetap tergantung pada kemajuan ekonomi AS. Tingkat pengangguran saat ini sudah turun ke level 4,8% dari level 10% pada 2009 silam. Dalam delapan tahun terakhir, AS menambah lebih dari 11 juta pekerjaan.

Editor: Dupla Kartini