Yen hanya menguat sesaat



JAKARTA. Kurs yen sempat menguat terhadap beberapa mata uang utama, kemarin. Tapi, penguatan itu tak lama, dan yen pun kembali loyo.

Pasangan EUR/JPY, kemarin (11/4) sampai pukul 17.30 WIB, naik 0,25% menjadi 130,75, pairing AUD/JPY naik 0,08% menjadi 105,31. Swementara pasangan USD/JPY turun 0,24% ke 99,56.

Sebenarnya, ada sentimen positif yang mengangkat yen, yakni, data Kementerian Keuangan Jepang yang menunjukkan investor Jepang banyak yang menjual obligasi asing yang mereka pegang. Per 5 April, penjualan obligasi asing mencapai US$ 11, 4 miliar atau ¥ 1,14 triliun.


Mike Jones, Analis Mata Uang Bank of New Zealand mengatakan, langkah investor Jepang mengejutkan. "Pasti pasar sedang ambil untung saat jeda dalam tren depresiasi yen," kata dia seperti dikutip Bloomberg.

Daru Wibisono, Analis Monex Investindo Futures, menambahkan, penguatan yen pada sesi perdagangan pagi Kamis (11/4), ditopang data ekonomi Jepang. Rilis data missionary order di Jepang ternyata melampaui ekspektasi pasar. Akibatnya pasar semakin optimistis pada perkembangan industri manufaktur di Jepang.

Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures mengatakan, pada pergerakan AUD/JPY, kemarin, sentimen data ekonomi Australia cukup mempengaruhi. Rilis data angka pengangguran di Australia pada bulan Maret mencapai 5,6%, tertinggi sejak 2009. Data itu sempat melemahkan AUD, meski kemudian menguat lagi terhadap yen.

Para analis tidak yakin, yen bisa kembali menguat. Daru memperkirakan, kebijakan moneter Bank Sentral Jepang yang menggelontorkan stimulus ¥ 7 triliun per bulan akan membuat yen loyo.

Menurut Nanang, terhadap AUD, misalnya, dampak dari kebijakan stimulus moneter BoJ dipadukan dengan pesona aussie yang sampai saat ini masih bersinar, akan membuat kurs yen merosot.

Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, untuk pasangan EUR/JPY, saat ini masih belum ada sentimen yang bisa mempengaruhi pergerakan pairing tersebut. Dus, kemungkinan pergerakan pairing ini cenderung mendatar dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana