Yen Jepang masih akan lemah



JAKARTA. Yen Jepang melemah terhadap sejumlah valuta asing utama lain. Permintaan aset aman yang menurun, lantaran pasar kian percaya pemangkasan stimulus Amerika Serikat (AS) akan dilakukan akhir tahun ini, membuat yen terkulai.

Pasangan EUR/JPY, Senin (9/12) pukul 17.30 WIB, menguat 0,30% menjadi 141,45 dibanding Jumat (7/12). Begitu juga dengan pairing USD/JPY, menguat 0,16% menjadi 103,08. Sedangkan, pasangan AUD/JPY melemah tipis 0,03% menjadi 93,628.

Derek Halpenny, Kepala Riset Pasar Global Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd bilang, permintaan pada aset berisiko menguntungkan USD/JPY ketika pasar mulai percaya pemangkasan stimulus AS segera datang. "Permintaan aset berisiko sedang tinggi dan pasar saham menanjak. Ini juga akan mendukung penguatan euro terhadap yen," kata dia seperti dikutip Bloomberg.


Selain itu, kebijakan moneter Jepang untuk mencapai target inflasi hingga 2% juga telah menekan yen. Apalagi, sejumlah ekonom memprediksi, Bank of Japan (BoJ) akan menambah stimulus pada kuartal kedua pada tahun depan. Ini memberikan sinyal bahwa yen kemungkinan masih akan melemah hingga tahun depan jika penambahan stimulus terus dilakukan oleh BoJ.

NIzar Hilmy, analis Soegee Futures juga mengatakan, pairing USD/JPY masih menguat, apalagi setelah data payroll AS dirilis positif pada akhir pekan lalu. Data payroll ini menunjukkan pemulihan ekonomi AS yang semakin solid sehingga mampu mengangkat dollar AS.

Pada pasangan AUD/JPY, Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, nilai tukar yen sebenarnya mendapat tekanan dari rilis data neraca perdagangan dan inflasi China yang positif. Namun, karena pada saat bersamaan dollar Australia juga mendapat bandul pemberat dari ketersediaan lowongan kerja di Australia pada November yang menurun, membuat penguatanĀ  AUD/JPY tidak bisa tajam dan cenderung terkoreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini