TOKYO. Indeks bursa di Jepang meroket hari ini. Padahal pada transaksi pagi, indeks sempat terjerumus ke lembah merah. Hal ini disebabkan adanya intervensi pemerintah Jepang atas pergerakan yen. Intervensi itu menyebabkan yen melemah dan mendorong pergerakan saham di Negeri Sakura itu. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, AMP Capital Investor Ltd memborong saham-saham di bursa Jepang. Bahkan, fund manager yang berbasis di Sydney menaikkan rekomendasi dari "benchmark weight" menjadi "overweight". Sayang, strategis AMP Capital Nader Naeimi menolak memberitahu saham-saham mana saja yang dibeli. "Intervensi yen merupakan pemicunya. Kami menaikkan rekomendasi menjadi overweight. Kalau pelemahan yen terus berlanjut, kami akan naikkan lagi," jelas Naemi. Catatan saja, pada pukul 15.42 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average terbang 2,3% setelah sebelumnya turun 1,1%. Sementara, yen keok ke posisi 84,99 per dolar setelah sebelumnya menguat ke posisi 82,88. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Yen keok, AMP Capital borong saham Jepang
TOKYO. Indeks bursa di Jepang meroket hari ini. Padahal pada transaksi pagi, indeks sempat terjerumus ke lembah merah. Hal ini disebabkan adanya intervensi pemerintah Jepang atas pergerakan yen. Intervensi itu menyebabkan yen melemah dan mendorong pergerakan saham di Negeri Sakura itu. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, AMP Capital Investor Ltd memborong saham-saham di bursa Jepang. Bahkan, fund manager yang berbasis di Sydney menaikkan rekomendasi dari "benchmark weight" menjadi "overweight". Sayang, strategis AMP Capital Nader Naeimi menolak memberitahu saham-saham mana saja yang dibeli. "Intervensi yen merupakan pemicunya. Kami menaikkan rekomendasi menjadi overweight. Kalau pelemahan yen terus berlanjut, kami akan naikkan lagi," jelas Naemi. Catatan saja, pada pukul 15.42 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average terbang 2,3% setelah sebelumnya turun 1,1%. Sementara, yen keok ke posisi 84,99 per dolar setelah sebelumnya menguat ke posisi 82,88. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
