Yen loyo setelah negosiasi Trump dan Abe gagal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak tercapainya kesepakatan terkait perdagangan pada pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, membawa sentimen negatif terhadap pergerakan yen Jepang. Pasalnya, negeri matahari terbit itu masih akan terbebani untuk membayar tarif ekspor produk aluminium dan baja ke AS.

Mengutip Bloomberg, pada Kamis (19/4) pukul 17.35 WIB, pasangan mata uang USD/JPY naik 0,17% ke level 107,41.

“Meskipun tampak hangat, tetapi selama dua hari perundingan, mereka gagal menjembatani beberapa perbedaan yang signifikan,” ujar Yohanes Sigit H, Riset Officer Rifan Financindo Berjangka cabang Medan kepada Kontan.co.id, Kamis (19/4).


Menurut Yohanes, sebenarnya saat ini yen juga masih terbebani oleh data ekonomi Jepang yang masih lesu. Pertumbuhan produksi industri Jepang bulan Februari direvisi menjadi 0% dari sebelumnya 4,1%.

Di sisi lain, dollar AS mulai menunjukkan pemulihan terbatas. Greenback mendapatkan sentiment positif dari kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun dari level 2,82% menjadi 2,87%. Pada Kamis (19/4), indeks dollar AS tercatat melemah 0,15% ke level 107,39.

Yohanes memperkirakan, pada Jumat (20/4), pergerakan pasangan USD/JPY akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi Jepang dan aktivitas industri Jepang. Sedangkan, dari AS masih ada pidato pejabat The Fed John Williams.

“Pekan ini cukup banyak pejabat The Fed yang akan memberikan komentarnya. Kalau pernyataan bernada hawkish bisa memicu pembelian dollar AS,” paparnya.

Secara teknikal, pasangan USD/JPY masih menunjukkan potensi penguatan. Harganya masih berada di atas kurva middle band indikator Bollinger bands. Titik indikator parabolic SAR masih berada di bawah bar candlestick. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di atas kurva sinyal. Indikator relative strength index (RSI) bergerak naik.

Rekomendasi: Buy Support: 106,00 – 106,64 – 107,00 Resistance: 107,77 – 108,62 – 109,23

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini