Yen mencatatkan kinerja paling mentereng, seperti apa prospeknya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang yen Jepang keluar sebagai mata uang yang memiliki kinerja paling mentereng sepanjang tahun ini. Jika dipasangkan dengan rupiah, pada awal tahun ini, JPY/IDR berada di level 127,72 sementara pada pukul 13.50 WIN (25/5) tercatat berada di level 136,62.

Dengan demikian, yen Jepang telah menguat 6,97% terhadap rupiah secara year to date (ytd). Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kinerja mata uang safe haven lainnya, yakni USD/IDR yang hanya menguat 6,09%.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menuturkan, kinerja cemerlang yen Jepang tidak terlepas dari sifatnya sebagai mata uang safe haven. Pasalnya saat ini ekonomi global tengah berada di jurang resesi seiring dengan mewabahnya pandemi virus corona. Dengan penerapan kebijakan lockdown di negara-negara besar, roda ekonomi pun nyaris tidak berputar.


Baca Juga: Ekonom ini proyeksikan akan terjadi deflasi 0,03% mom pada Mei 2020

“Di kuartal I-2020, PDB China terkontraksi 6,8% dan PDB AS terkontraksi 4,8%, sementara IMF memperkirakan pertumbuhan global tahun ini bisa terkontraksi 3% bahkan menyentuh 6% jika pandemi tak segera teratasi. Isu perlambatan dunia ini yang mendorong investor memburu safe haven seperti yen Jepang,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (25/5).

Sementara analis HFX International Berjangka Ady Phangestu menyebut Jepang juga cukup sigap menghadapi ancaman resesi ekonomi tersebut. Misalnya yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Jepang Taro Aso yang mencoba meyakinkan pasar, bahwa pemerintah dapat menawarkan lebih banyak dukungan stimulus.

“Kementerian keuangan Jepang juga akan memperpanjang batas waktu untuk permintaan anggaran hingga 30 September. Ini akan menunda pedoman kebijakan setengah tahun pemerintah dan memungkinkannya untuk memfokuskan upaya dalam menopang ekonomi terhadap risiko dari pandemi,” jelas Ady.

Baca Juga: Jelang Lebaran, rupiah ditutup menguat 0,41% ke Rp 14.710 per dolar AS pada hari ini

Ke depan, Alwi menyebut pergerakan yen akan ditentukan oleh kemampuan negara-negara dalam mengatasi kerusakan ekonomi akibat dampak virus corona. Sementara dari segi sentimen, ia menyebut beberapa sentimen risk-on mulai muncul.

“Seperti dibukanya kembali ekonomi di beberapa negara hingga harapan penemuan vaksin corona. Namun, begitu, ketegangan baru mengenai hubungan AS-China kemungkinan bisa membatasi sentimen risk-on, yang kemungkinan akan membuat pergerakan konsolidasi dalam waktu dekat,” tambah Alwi.

Dengan demikian Alwi memproyeksikan penguatan JPY/IDR kemungkinan justru akan terbatas seiring mulai pulihnya ekonomi global dan kembali diminatinya aset berisiko. Dia memperkirakan pasangan tersebut akan menuju level 135,00 pada akhir tahun nanti. Sementara Ady memperkirakan JPY/IDR punya peluang untuk mendekati level 120-an pada akhir 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati