TOKYO. Harga karet anjlok untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir ini; dan anjlok dari level tertingginya dalam empat bulan ini. Pemicu melemahnya harga karet ini adalah pertumbuhan pendapatan di AS yang lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Selain itu, yen menguat terhadap dolar AS dan berpotensi mengikis pemulihan pasar ekspor Jepang. Kontrak karet di Tokyo anjlok sebesar 1,6% setelah kemarin menyentuh level tertingginya sejak 30 April 2010. Harga kontrak karet untuk pengiriman Februari anjlok 4,9 yen menjadi 294,6 yen per kilogram atau US$ 3.492 per metrik ton sebelum akhirnya diperdagangkan di level 295,8 yen di Tokyo Commodity Exchange pada pukul 12:07 siang ini. Pendapatan warga AS naik 0,2% pada bulan Juli lalu; lebih rendah dari perkiraan tengah 66 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg yang menghitung kenaikan pendapatan mencapai 0,3%. Sementara itu, yen menguat menjadi 84,39 per dolar AS dari 84,62 per dolar AS di New York kemarin. Di pasar spot, harga karet di Thailand, negara penghasil karet terbesar di dunia, justru naik 1,4% menjadi 107,35 baht atau setara dengan US$ 3,43 per kilogram kemarin. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan karet dari pasar lokal maupun internasional karena penjualan kendaraan yang juga tumbuh. Padahal, curah hujan yang terjadi belakangan mengganggu penyadapan sehingga membatasi suplai. Meningkatnya harga karet tersebut juga disokong oleh adanya spekulasi bahwa suplai karet dari Indonesia, negara penghasil karet terbesar kedua di dunia, kemungkinan juga terganggu oleh meletusnya Gunung Sinabung di Sumatra.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Yen menguat, harga karet anjlok 1,6%
TOKYO. Harga karet anjlok untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir ini; dan anjlok dari level tertingginya dalam empat bulan ini. Pemicu melemahnya harga karet ini adalah pertumbuhan pendapatan di AS yang lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Selain itu, yen menguat terhadap dolar AS dan berpotensi mengikis pemulihan pasar ekspor Jepang. Kontrak karet di Tokyo anjlok sebesar 1,6% setelah kemarin menyentuh level tertingginya sejak 30 April 2010. Harga kontrak karet untuk pengiriman Februari anjlok 4,9 yen menjadi 294,6 yen per kilogram atau US$ 3.492 per metrik ton sebelum akhirnya diperdagangkan di level 295,8 yen di Tokyo Commodity Exchange pada pukul 12:07 siang ini. Pendapatan warga AS naik 0,2% pada bulan Juli lalu; lebih rendah dari perkiraan tengah 66 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg yang menghitung kenaikan pendapatan mencapai 0,3%. Sementara itu, yen menguat menjadi 84,39 per dolar AS dari 84,62 per dolar AS di New York kemarin. Di pasar spot, harga karet di Thailand, negara penghasil karet terbesar di dunia, justru naik 1,4% menjadi 107,35 baht atau setara dengan US$ 3,43 per kilogram kemarin. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan karet dari pasar lokal maupun internasional karena penjualan kendaraan yang juga tumbuh. Padahal, curah hujan yang terjadi belakangan mengganggu penyadapan sehingga membatasi suplai. Meningkatnya harga karet tersebut juga disokong oleh adanya spekulasi bahwa suplai karet dari Indonesia, negara penghasil karet terbesar kedua di dunia, kemungkinan juga terganggu oleh meletusnya Gunung Sinabung di Sumatra.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News