Yen menguat, harga karet makin mengkeret



BANGKOK. Harga karet anjlok seiring dengan yen Jepang yang menguat dan permintaan karet yang jamak digunakan untuk industri ban ini kemungkinan akan menyusut. Harga karet untuk pengiriman Januari anjlok sebesar 1,3% menjadi 277,2 yen per kilogram atau setara dengan US$ 3.230 per metrik ton di Tokyo Commodity Exchange. "Dolar AS melemah terhadap yen Jepang dan saham juga tergiring menurun. Sehingga sentimen tidaklah menguat hari ini," kata Roka Komiya, trader di Marubeni Corp. di Singapura, Senin (16/8). Investor juga mencermati pemulihan perekonomian global kemungkinan akan melambat, dan akan menyusutkan permintaan karet. Penguatan yen Jepang atas dolar AS menunjukkan bahwa GDP Hepang tumbuh di level yang lebih lambat ketimbang yang diprediksikan.GDP Jepang tahunan membiak sebesar 0,4% pada kuartal kedua tahun ini. Bandingkan dengan perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg yang memprediksi pertumbuhan GDP nya sebesar 2,3%. Persediaan karet di Jepang menggunung menjadi 3.275 ton per 31 Juli 2010 lalu dari level terendahnya pada 20 Juli 2010 lalu yang hanya 2.628 ton. Angka tersebut dirilis oleh Rubber Trade Association of Japan.Sementara itu, persediaan karet alam di China makin menggunung di minggu yang ketiga ini sebesar 1.667 ton menjadi 21.875 ton. Data tersebut diumumkan oleh 10 gudang karet di Shanghai, Shandong, Yunnan, Hainan dan Tianjin.Tingginya persediaan karet di China tersebut menunjukkan penjualan mobil di China yang meningkat akan membantu penurunan harga karet hari ini. Asal tahu saja, penjualan mobil di China kemungkinan akan meningkat menjadi 16 juta unit tahun ini; meningkat dari 15 juta unit seperti yang sempat diprediksi semula oleh China Association of Automobile Manufacturers Harga karet untuk pengiriman Januari 2011 di Shanghai anjlok sebesar 0,8% menjadi 24.640 yuan atau setara dengan US$ 3.622 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: