Yen Paling Loyo Dalam 38 Tahun, Jepang Sangat Khawatir Terhadap Pergerakan Valas



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan bahwa pihak berwenang "sangat prihatin" tentang dampak pergerakan valuta asing yang "cepat dan sepihak" terhadap perekonomian. Nilai tukar yen melemah ke posisi paling lemah dalam 38 tahun terhadap dolar, dan melewati ¥ 161 per dolar AS.

Berbicara pada konferensi pers reguler, Suzuki mengatakan pihak berwenang akan merespons dengan tepat terhadap pergerakan mata uang yang berlebihan. Dia menambahkan bahwa otoritas akan menjaga kepercayaan terhadap mata uang Jepang.

“Pemerintah memantau dengan cermat perkembangan di pasar valuta asing dengan rasa urgensi yang tinggi,” kata Suzuki seperti dikutip Reuters. Dia menambahkan bahwa upaya untuk terus melanjutkan reformasi fiskal sangatlah penting.


Baca Juga: Menguat Tipis, Kurs Rupiah Masih Bergerak di Atas Rp 16.400, Jumat (28/6) Pagi

Yen jatuh ke level terlemahnya sejak tahun 1986 di level ¥ 161,15 per dolar pada Jumat pagi. Pelemahan yen tak berhenti meski imbal hasil US Treasury turun pada perdagangan semalam dan data yang menunjukkan kenaikan harga konsumen yang solid di Tokyo.

Pejabat Kementerian Keuangan telah meningkatkan peringatan terhadap pelemahan yen minggu ini. Peringatan ini menandakan kesiapan untuk melakukan intervensi di pasar mata uang.

Otoritas Jepang menghadapi tekanan baru untuk membendung penurunan tajam yen. Para pedagang fokus pada perbedaan suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat.

Pemerintah Jepang menghabiskan ¥ 9,8 triliun atau sekitar Rp 997,5 triliun untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing pada akhir April dan awal Mei setelah mata uang Jepang mencapai titik terendah dalam 34 tahun di ¥ 160,245 per dolar pada 29 April.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati