KONTAN.CO.ID. Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan paling keras sejauh ini terkait kemungkinan intervensi di pasar valuta asing, menyusul pelemahan yen yang dinilai sudah menyimpang dari fundamental ekonomi. Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama menegaskan bahwa pemerintah memiliki “keleluasaan penuh” untuk bertindak menghadapi pergerakan nilai tukar yen yang berlebihan dan spekulatif.
Baca Juga: Bonus Medali SEA Games 33 Dipangkas, Atlet Thailand Kecewa Berat Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers pada Selasa (23/12/2025), menyusul penurunan yen setelah konferensi pers Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda pekan lalu. “Pergerakan tersebut bersifat spekulatif dan sama sekali tidak mencerminkan fundamental,” ujar Katayama. Ia menambahkan, pemerintah akan mengambil “langkah yang tepat” terhadap pergerakan nilai tukar yang berlebihan, sesuai dengan kesepakatan kebijakan nilai tukar antara Jepang dan Amerika Serikat. Pernyataan itu merujuk pada kesepakatan bersama Jepang-AS yang diteken pada September lalu, yang menegaskan komitmen kedua negara terhadap mekanisme nilai tukar yang ditentukan pasar.
Baca Juga: Trump Umumkan Proyek Kapal Perang Trump Class, Diklaim 100 Kali Lebih Kuat Namun, dalam kesepakatan tersebut juga disepakati bahwa intervensi valas dapat dilakukan untuk meredam volatilitas yang berlebihan. Usai pernyataan Katayama, nilai tukar yen sempat menguat ke level 156,36 per dolar AS. Meski demikian, yen masih berada dekat level terendah dalam 11 bulan terakhir di posisi 157,78 per dolar AS yang tercatat pada Jumat lalu. Sejumlah pembuat kebijakan Jepang menilai pernyataan bersama dengan AS tersebut memberikan landasan bagi Jepang untuk melakukan intervensi apabila pergerakan yen menyimpang dari fundamental ekonomi dan berfluktuasi secara ekstrem. Pelemahan yen menjadi sumber kekhawatiran pemerintah Jepang karena mendorong kenaikan harga impor dan inflasi secara luas, yang pada akhirnya meningkatkan biaya hidup rumah tangga.
Baca Juga: Ringgit Malaysia Pimpin Penguatan Mata Uang Asia Selasa (23/12) Pagi Pernyataan terbaru Katayama ini juga lebih tegas dibandingkan komentarnya sehari sebelumnya, ketika ia hanya menyebut pemerintah akan mengambil langkah yang tepat tanpa secara eksplisit menyatakan bahwa pergerakan yen tidak sejalan dengan fundamental. Sebelumnya, Bank of Japan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,75% pada Jumat lalu, level tertinggi dalam 30 tahun. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya BOJ mengakhiri kebijakan stimulus moneter ultra-longgar yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Namun, meskipun kenaikan suku bunga tersebut sempat mempersempit selisih suku bunga dengan Amerika Serikat (AS), nilai tukar yen justru melemah. Pasar menilai pernyataan Gubernur BOJ Kazuo Ueda pasca-rapat mengindikasikan bahwa bank sentral belum terburu-buru untuk melanjutkan kenaikan suku bunga ke depan.