KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang yen menguat terhadap dollar AS setelah Bank of Japan (BoJ) sepakat kembali menahan kenaikan suku bunga setidaknya satu tahun lagi. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Kamis (25/4) pasangan USD/JPY terpantau melemah 0,24% ke level 111,89 dan mengirim yen melambung ke level tertinggi sementara di tahun ini. "Penguatan yen ditunjang oleh sikap tenang BoJ dalam menanggapi lemahnya laju inflasi Jepang, sehingga tidak ada pernyataan yang menyimpang dari ekspektasi," kata Analis Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti, Kamis (26/4).
Suku bunga jangka pendek tetap pada level -0,1% dan target
yield obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun tetap 0,0%. BoJ hanya merevisi turun ekspektasi pertumbuhan GDP tahun 2019 dari 0,9% menjadi 0,8%. BoJ memperkirakan laju GDP 0,9% baru akan dicapai pada tahun 2020. Perkiraan Core CPI untuk akhir tahun 2020/2021 juga direvisi turun dari 1,5% menjadi 1,4%. Sejalan dengan itu, mereka juga mensinyalir kalau tingkat suku bunga tetap akan berada pada level terendah setidaknya hingga musim semi tahun depan. Terlepas dari itu, otoritas moneter tertinggi di Jepang ini bersikukuh untuk tidak memperlonggar kebijakan yang telah diberlakukan. "Alih-alih, mereka justru kembali melakukan pengetatan moneter diam-diam. Setelah rilis hasil
press conference BoJ hari ini, yen kembali menguat dimana para investor yang terpantau sedang memburu mata uang
safe-haven," kata Puja. Sementara itu, dollar AS melonjak ke level tertinggi pada hari Kamis (25/04). Reli dollar AS mungkin masih diliputi oleh kekecewaan dari musim pendapatan perusahaan yang sedang berlangsung, meskipun hasil sejauh ini umumnya mengungguli harapan. Saat ini, pergerakan
the greenback menunggu data PDB AS hari Jumat (26/04) sebagai pemicu besar berikutnya. Jumat (26/4), pukul 06.30 WIB akan dirilis indikator ekonomi JP Unemployment Rate MAR yang diprediksi akan meningkat dari 2,3% menjadi 2,4% (konsensus). Naiknya persentase tingkat pengangguran di Jepang akan berdampak negatif bagi yen. Kemudian, pukul 19.30 WIB akan dirilis angka awal produk domestik bruto AS kuartal pertama yang diprediksi akan berada di 2,1%.
Puja menganalisis, secara teknikal grafik harian, indikator
moving average exponential (EMA) melebar dengan arah kurs turun, kemudian pada Vortex Indicator (VI) dengan kondisi
red over blue yang mengecil dengan arah kurs berpotensi untuk melanjutkan koreksi. Selanjutnya pada indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di area +16 yang menunjukkan kurs kurang kuat untuk naik. Secara umum USD/JPY masih berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya. Rekomendasi
trading untuk pasangan USD/JPY adalah
sell selama harga di bawah 111,70 dengan level
resistance antara 112,52 - 112,83 - 113,58 dan
support antara 111,77 - 111,33 - 110,58. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati