Pembayaran Dividen Saham ASII - JAKARTA. PT Astra International Tbk (
ASII) akan melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham dengan yield yang hampir dua kali bunga deposito bank. Apakah saham ASII layak dikoleksi? Manajemen Astra International berencana melakukan pembayaran dividen final untuk tahun buku 2023. ASII telah mengusulkan pembayaran dividen final sebesar Rp 421 per saham. "Dividen final Rp 421 per saham akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2024," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (27/2).
Pembayaran dividen saham ASII itu hasil dari kinerja tahun 2023. Melansir laporan keuangan ASII, per 31 Desember 2023 laba bersih ASII naik sebanyak 16,31% secara
year on year (YoY) menjadi Rp 33,83 triliun. Pada periode 2022 laba bersih ASII sebesar Rp 28,94 triliun.
Baca Juga: ASII Mengantongi Rekor Pendapatan Tertinggi, Siap Bagi Dividen Adapun pendapatan ASII naik sebesar Rp 316,56 triliun, capaian ini naik sebanyak 5,03% secara YoY, dibandingkan pada periode sebelumnya yaitu Rp 301,37 triliun. Beban pokok pendapatan ASII turut naik menjadi Rp 243,25 triliun, naik sebanyak 5,17% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 231,29 triliun. Alhasil, laba bruto ASII naik menjadi Rp 73,31 triliun atau naik sebanyak 4,59% dibandingkan laba bruto tahun lalu sebanyak Rp 70,08 triliun.
Pada perdagangan Selasa 27 Februari 2024, harga saham ASII ditutup di level 5.175, naik 50 poin atau 0,98% dibandingkan sehari sebelumnya. Dengan harga itu, yield dividen saham ASII mencapai 8,13%. Jumlah usulan yield dividen saham ASII tersebut hampir dua kali lipat bunga deposito di bank umum. Saat ini, bunga deposito di bank umum dengan penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 4,25%. Meski akan membayar dividen saham yang cukup besar, Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey rekomendasi
hold pada saham ASII dengan target harga Rp 5.600 per saham.
Menurut Andhika, laba bersih ASII tahun ini sudah sesuai dengan estimasinya. "Ini
inline dengan estimasi kami pada report sebelumnya masing-masing 100,2% atau 110,9% estimasi Pani Sekuritas," kata Andhika kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2). Untuk tahun ini, Andhika melihat ASII masih bergantung pada segmen otomotif dan segmen pertambangan. Namun, menurutnya pasar otomotif tahun ini akan lebih menantang. Misalnya saja, pada Januari 2024, penjualan mobil wholesales turun signifikan sebesar 26% YoY. "Kami rasa momen sebelum lebaran serta pasca pameran IIMS akan mendongkrak paling tidak dapat menutupi kinerja penjualan otomotif di awal tahun ini," lanjut Andhika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto