Yield naik selama April, kinerja reksadana pendapatan tetap jadi melorot



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield beranjak naik membuat harga Surat Utang Negara (SUN) terkoreksi dan menyeret turun rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap.

Berdasarkan data Infovesta Utama selama April, hanya kinerja rata-rata pasar uang yang tercermin dalam Infovesta Money Market Fund Index yang berkinerja positif 0,45%. Sedangkan, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap dalam Infovesta Fixed Income Fund Index turun 0,17%. Begitupun rata-rata kinerja reksadana campuran yang tercermin dalam Infovesta Balanced Fund Index turun 0,17%. 

Sedangkan, kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index turun paling dalam 1,58% secara bulanan.


Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan kinerja indeks reksadana pendapatan tetap terjadi karena asing melepas kepemilikan SUN.

SUN yang banyak dilepas asing pada bulan lalu tercermin pada yield SUN acuan tenor 10 tahun yang bergerak naik dari 7,60% menjadi 7,86% per Jumat (3/5). "Asing melepas SUN karena concern pada kondisi politik dalam negeri dan cenderung wait and see mengekspektasikan adanya penurunan suku bunga AS kala itu," kata Wawan.

Namun, baru-baru ini The Fed menyatakan cenderung akan mempertahankan suku bunga yang berarti harapan suku bunga AS turun, kandas. Maka, asing tidak jadi lari ke kampung halaman dan akan kembali berinvestasi di pasar obligasi domestik karena tertarik akan yield yang cukup tinggi.

Jika The Fed cenderung mempertahankan suku bunga acuannya, maka Indonesia juga kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga. Meski, potensi penurunan suku bunga tetap ada karena inflasi per April masih di kisaran 2,8% tak lebih dari 3% dan pemerintah diharapkan bisa menurunkan suku bunga guna membantu indeks manufaktur dalam negeri membaik.

"Jika suku bunga BI turun 1%, harga obligasi bisa loncat dan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa naik lebih dari 10% di akhir tahun," kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi