Yield obligasi AS dan Euro Naik, Emas memudar



JAKARTA. Harga emas anjlok. Si kuning berkilau ini kehilangan daya pikatnya sebagai safe haven lantaran imbal hasil (yield) obligasi di Amerika Serikat (AS) dan zona euro melonjak.

Mengutip Bloomberg, Kamis (7/6) pukul 19.11 WIB, harga emas kontrak pengiriman bulan Juni 2015 di Commodity Exchange turun 0,46% menjadi US$ 1.184 per ons troi. Selama sepekan harga naik 0,17%.

Namun penurunan harga emas di pasar spot tidak diikuti oleh logam mulia. Berdasarkan situs resmi PT Aneka Tambang Tbk, www.logammulia.com, harga emas batangan senilai Rp 549.000 per gram naik Rp 1000 atau 0,18% dibandingkan hari sebelumnya.


Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan emas tertekan akibat melonjaknya yield obligasi di AS dan zona euro. Hal ini menyebabkan emas kehilangan daya pikat.

Yield obligasi AS bertenor 1 tahun melonjak kelevel tertinggi dalam dua bulan. Ini akibat pidato Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed) Jannet Yellen pada Rabu (6/5) yang mengatakan bahwa suku bunga AS dalam jangka panjang dapat naik seiring AS akan menormalisasikan kebijakan moneternya.

Yield obligasi di zona euro pun terus naik, apalagi yield obligasi Jerman menyentuh level tertinggi tahun ini pada 0,595%. “Pelaku pasar menganggap ekonomi zona euro sudah mulai pulih,” kata Faisyal.

Alwi Assegaf, Analis PT SoeGee Futures mengatakan meski otot dollar AS kian kendur akibat rilis data pertambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian versi ADP (ADP non farm payroll) AS per April yang menunjukkan hasil buruk, emas tetap saja tertekan. Pasalnya Yellen juga mengatakan bahwa secara jangka panjang yield obligasi AS bisa terus menanjak.

Adapun isu geopolitik sedang terabaikan. Faisyal menambahkan, pelaku pasar sedang fokus untuk menunggu data pertambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non farm payroll ) AS versi pemerintah AS yang akan dirilis Jumat (8/5) malam.

Faisyal memprediksi harga emas Jumat (8/5) akan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah. Sebab, pasar akan berlaku wait and see karena menunggu rilis data non farm payroll AS versi pemerintah AS, pada Jumat (8/5) malam.

Diduga data non farm payroll AS versi pemerintah AS di duga akan lebih baik atau di prediksi sebesar 227.000 orang, atau meningkat drastis dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 127.000. Harga emas pun berpotensi terus tergerus jika ternyata data tersebut sesuai prediksi.

Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS di bulan Juni pun bisa kembali naik. Pasalnya pejabat- pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah mengatakan bahwa positifnya data tersebut menjadi petunjuk bagi The Fed untuk mengerek tingkat suku bunga lebih cepat.

“Jika data tersebut bagus maka ekspektasi kenaikan suku bunga AS akan masih membayangi harga emas,” kata Alwi.

Secara teknikal pergerakan harga emas masih bearish. Faisyal memaparkan harga bergerak di bawah moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200, memberi sinyal tren bearish. Moving average convergence divergence (MACD) negatif 2,022 memberi petunjuk tren turun. Relative strength index (RSI) berada di level 39 masih di area netral begitu pun dengan indikator stochastic yang berada 53.

Faisyal memprediksi hari ini harga emas akan bergerak dalam kisaran US$ 1.170- US$ 1.200 per troi ons. Selama sepekan harga emas akan berada dalam kisaran US$ 1.163 – US$ 1.218 per troi ons.

Alwi memprediksi hari ini harga emas akan bergerak dalam kisaran US$ 1.168 – US$ 1.200 per dollar AS. Selama sepekan harga emas akan berada dalam kisaran US$ 1.163 – US$ 1.210 per troi ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto