KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar obligasi kembali memberikan penawaran menarik dengan imbal hasil (
yield) Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun Indonesia sebesar 7,32%. Kendati begitu, sejumlah sentimen domestik diproyeksi akan menekan minat investor pada pekan terakhir perdagangan sebelum lebaran.
Berdasarkan Trading Economics, Senin (24/3), penawaran ini mencapai level tertinggi sejak Oktober 2008. Dengan penawaran saat ini,
yield SUN 10 tahun naik 0,475% secara bulanan dan 0,659% secara tahunan.
Meski memberikan penawaran yang tinggi, Ekonom Senior KB Kalbe Valbury Sekuritas Fikri C. Permana melihat investor justru berpindah ke pasar uang yang lebih stabil.
“Untuk sementara, mungkin sampai sentimen-sentimen negatif agak hilang, investor sudah mulai berpindah ke
money market. Tidak hanya investor asing, tapi investor domestik juga,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/3).
Baca Juga: Pefindo Pertahankan Peringkat Obligasi Lautan Luas (LTLS) Pekan ini akan menjadi perdagangan terakhir. Jelang penutupan pasar terakhir, Fikri memproyeksi akan terjadi
sell-off di pasar obligasi pemerintah meski
yield masih akan bertambah lebih tinggi lagi.
Hal ini turut dipengaruhi skor Credit Default Swap (CDS) alias asuransi risiko gagal bayar Indonesia yang meningkat hingga 91,66 bp.
Angka tersebut menunjukkan kecenderungan investor berhati-hati dengan obligasi domestik, meski penawarannya lebih menarik ketimbang sejumlah obligasi 10 tahun negara lain, termasuk Jepang, Amerika Serikat (AS), dan China.
Baca Juga: Ini Yang Bikin Sri Mulyani Optimistis Kepercayaan Investor Tetap Kuat di Pasar SBN Fikri menjelaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali turun hari ini dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi. Investor untuk sementara waktu akan berpindah ke SUN sembari menunggu pergerakan nilai rupiah.
“Tapi melihat kondisi rupiah yang hari ini juga tertekan, saya juga khawatir mereka masih akan melakukan
sell off di pekan ini,” sebut Fikri.
Untuk diketahui, IHSG Indonesia sempat berada di level 5.972,37 per Senin (24/3) pukul 10.20 WIB, melemah 4,57% dan mencetak rekor terendah sejak 2021. Sementara rupiah terpantau berada di level Rp 16.561 per Senin (24/3) pukul 15.00 WIB, menurun 0,36% dari akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih