Yield SUN acuan menyentuh level terendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia saat ini memiliki tren positif hingga akhir tahun. Berdasarkan data Bloomberg, yield SUN bertenor 10 tahun seri FR0078 menurun dan berada di level 7,08% pada Senin (15/7).

Ini adalah yield terendah sejak SUN ini diterbitkan pada September 2018 lalu. Artinya, harga SUN acuan bertenor 10 tahun ini terus melaju.

Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah menilai, tren positif pasar obligasi berpeluang sangat besar untuk terus berlanjut. Menurutnya, peluang itu disebabkan oleh beberapa faktor domestik seperti nilai tukar rupiah yang kembali menguat dan peringkat utang Indonesia yang naik versi S&P.


Rio mengatakan bahwa faktor peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve turut mengangkat harga SUN. Selain itu, ia juga menyebutkan redanya tekanan akibat perang dagang AS dan China menjadi salah satu faktor pasar obligasi semakin positif.

Rio berpendapat bahwa harga obligasi berpeluang kecil untuk terkoreksi. Menurutnya, belum ada faktor yang menghambat naiknya harga obligasi. "Belum pernah koreksi sampai saat ini karena pemicunya tidak ada. Tapi tetap ada potensi," ujar Rio.

Hal serupa juga disampaikan oleh Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan. Dia mengatakan, tren positif akan terus berlanjut. Salah satu faktornya ialah tingginya minat investor asing terhadap pasar domestik.

"Net buy investor asing ke pasar SUN masih cukup tinggi terus ditambah lagi juga kalau kita bandingkan antara real yield Indonesia dibandingkan dengan negara Filipina, India, Rusia, negara kita masih memberikan real yield yang lebih menarik untuk investor asing," jelas Ariawan.

Dengan masih adanya faktor pendukung tren positif pasar obligasi, Ariawan memperkirakan real yield akan berada di level 6,8%-7%. "Kalau dilihat yield-nya bisa akan turun sampai 7% ya, bahkan bisa di bawah itu 6,8%," ujar Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati