JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (12/11). Namun, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) tidak memenangkan satu seri pun sukuk yang dilelang. Total penawaran yang masuk dalam lelang ini mencapai Rp 366,30 miliar. Jumlah ini jauh di bawah target indikatif pemerintah sebesar Rp 1 triliun. Dari tiga seri yang dilelang, jumlah penawaran yang masuk paling besar pada seri PBS005 (reopening) sebesar Rp 281,3 miliar. Permintaan yield atau imbal hasl tertinggi yang masuk pada seri tersebut mencapai 11,50%. Pemerintah tak memenangkan satu pun sukuk dalam lelang ini karena investor meminta yield yang tinggi, yakni di atas 100 basis poin untuk sukuk tenor yang sama di lelang sebelumnya. "Ini disebabkan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, selain memang kondisi ekonomi lokal yang juga kurang mendukung," jelas Dahlan Siamat, Direktur Pembiayaan Syariah DJPU, kemarin.
Yield tinggi, pemerintah tidak lepas sukuk
JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (12/11). Namun, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) tidak memenangkan satu seri pun sukuk yang dilelang. Total penawaran yang masuk dalam lelang ini mencapai Rp 366,30 miliar. Jumlah ini jauh di bawah target indikatif pemerintah sebesar Rp 1 triliun. Dari tiga seri yang dilelang, jumlah penawaran yang masuk paling besar pada seri PBS005 (reopening) sebesar Rp 281,3 miliar. Permintaan yield atau imbal hasl tertinggi yang masuk pada seri tersebut mencapai 11,50%. Pemerintah tak memenangkan satu pun sukuk dalam lelang ini karena investor meminta yield yang tinggi, yakni di atas 100 basis poin untuk sukuk tenor yang sama di lelang sebelumnya. "Ini disebabkan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, selain memang kondisi ekonomi lokal yang juga kurang mendukung," jelas Dahlan Siamat, Direktur Pembiayaan Syariah DJPU, kemarin.