KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring suku bunga Amerika Serikat (AS) yang tinggi, yield US Treasury 10 Tahun (UST) terus mendaki. Berdasarkan data Bloomberg, per Jumat (29/9) yield UST tenor 10 tahun berada di level 4,59%. Angka ini naik dari bulan sebelumnya di 4,12% dan telah melesat dari posisi 3,79% di awal tahun. Chief Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto mengatakan, kenaikan yield UST 10 Tahun akan memberikan dampak terhadap pasar obligasi dalam negeri. Salah satunya, yield surat utang negara (SUN) di dalam negeri juga akan meningkat. Yield di AS terdorong naik setelah pada awal Agustus lalu Fitch Ratings menjadi Lembaga Pemeringkat kedua yang menurunkan peringkat sovereign credit AS, setelah yang dilakukan oleh S&P di tahun 2011. Penurunan peringkat pada kedua periode yang berbeda tersebut kurang lebih disebabkan oleh satu hal yang sama, yaitu krisis pagu utang akibat sulitnya tercapai kesepakatan antara Pemerintah dan DPR AS.
Yield US Treasury Naik, Rupiah Berpotensi Tertekan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring suku bunga Amerika Serikat (AS) yang tinggi, yield US Treasury 10 Tahun (UST) terus mendaki. Berdasarkan data Bloomberg, per Jumat (29/9) yield UST tenor 10 tahun berada di level 4,59%. Angka ini naik dari bulan sebelumnya di 4,12% dan telah melesat dari posisi 3,79% di awal tahun. Chief Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto mengatakan, kenaikan yield UST 10 Tahun akan memberikan dampak terhadap pasar obligasi dalam negeri. Salah satunya, yield surat utang negara (SUN) di dalam negeri juga akan meningkat. Yield di AS terdorong naik setelah pada awal Agustus lalu Fitch Ratings menjadi Lembaga Pemeringkat kedua yang menurunkan peringkat sovereign credit AS, setelah yang dilakukan oleh S&P di tahun 2011. Penurunan peringkat pada kedua periode yang berbeda tersebut kurang lebih disebabkan oleh satu hal yang sama, yaitu krisis pagu utang akibat sulitnya tercapai kesepakatan antara Pemerintah dan DPR AS.