KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) US Treasury turun dari level tertinggi dalam delapan bulan pada hari Kamis (9/1). Sementara dolar menguat terhadap mata uang utama. Investor mengevaluasi kembali kebijakan suku bunga Federal Reserve untuk tahun 2025 karena ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda ketahanan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang menjadi acuan turun 0,45 basis poin menjadi 4,689%. Imbal hasil mencapai puncaknya di 4,73% pada hari Rabu, tertinggi sejak April 2024. Poundsterling menuju penurunan tiga hari terbesarnya dalam hampir dua tahun.
Aksi jual obligasi global dalam beberapa minggu terakhir dan kekhawatiran tentang ekonomi Inggris telah membuat sterling tetap tertekan. Hal ini turut memukul obligasi pemerintah dengan sangat keras, mendorong imbal hasil ke level tertinggi dalam 16-1/2 tahun.
Baca Juga: The Fed Beri Sinyal Pemangkasan Suku Bunga Tidak akan Tergesa-Gesa Pada hari Jumat, laporan penggajian bulanan AS yang diawasi ketat akan memberikan petunjuk tentang prospek kebijakan Fed. Pasar sepenuhnya memperkirakan hanya satu penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada tahun 2025. "
Yield telah turun sedikit menjelang angka penggajian pada hari Jumat dan ini menunjukkan di mana tingkat kekhawatiran berada, yaitu bahwa mungkin pergerakan telah berlebihan," kata Drew Matus, kepala strategi pasar di MetLife Investment Management di New Jersey seperti dikutip
Reuters. Risalah rapat kebijakan Fed bulan Desember yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan para pejabat khawatir tarif yang diusulkan Presiden terpilih Donald Trump dan kebijakan imigrasi dapat memperpanjang perang melawan inflasi. Aksi jual pasar pada obligasi pemerintah berlanjut pada hari Rabu setelah laporan
CNN bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional untuk memberikan pembenaran hukum atas serangkaian pungutan universal pada sekutu dan musuh. Pasar saham AS ditutup pada hari Kamis untuk menandai pemakaman mantan presiden AS Jimmy Carter. Pasar obligasi AS ditutup lebih awal pada pukul 2 siang waktu setempat.
Baca Juga: IHSG Dibayangi Risalah FOMC, Cek Proyeksi dan Rekomendasi Saham untuk Jumat (10/1) Matus memperkirakan imbal hasil 10 tahun dengan nilai wajar pada 4,50%. Tetapi
yield saat ini masih berada di 4,66% menjelang laporan yang akan menunjukkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja. "Dalam hal ini pemotongan suku bunga bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan," kata Matus. Saham Eropa ditutup lebih tinggi setelah memangkas kerugian awal. Keuntungan dalam saham perawatan kesehatan dan bahan dasar sebagian diimbangi oleh penurunan dalam pengecer. STOXX 600 pan-Eropa ditutup naik 0,42%. Indeks dolar AS diperdagangkan sedikit di bawah 109,54, level yang dicapai minggu lalu untuk pertama kalinya sejak November 2022. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, naik 0,12% menjadi 109,15, dengan euro turun 0,18% pada $1,0299. Sterling terakhir turun 0,44% pada $1,2307, setelah menyentuh level terendah sejak November 2023 pada hari sebelumnya.
Baca Juga: Simak Top Gainers LQ45 saat IHSG Memerah pada Kamis (9/1), Cek 3 Emiten Ini Yuan China stabil mendekati level terendah 16 bulan terhadap dolar karena bank sentral negara itu mengumumkan rekor penjualan wesel yuan luar negeri untuk mendukung mata uang tersebut. Harga minyak ditutup naik lebih dari 1% karena cuaca dingin melanda sebagian wilayah AS dan Eropa, meningkatkan permintaan bahan bakar musim dingin. Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup naik 1% pada US$ 76,92 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS ditutup naik 0,82% menjadi US$ 73,92 per barel.
Harga emas naik ke level tertinggi hampir empat minggu, didukung oleh permintaan
safe haven. Harga emas spot naik 0,27% menjadi US$ 2.669,38 per ons troi, diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak pertengahan Desember. Harga emas berjangka AS naik 0,77% menjadi US$ 2.685,00 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati