Yield US Treasury turun, rupiah berpotensi berbalik menguat pada Rabu (10/3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi memutus tren negatif pada perdagangan Rabu (10/3). Nilai tukar rupiah sudah melemah selama empat hari berturut-turut dan sudah menembus level Rp 14.400 per dolar Amerika Serikat (AS).

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, rupiah pada perdagangan besok berpotensi menguat. Menurut dia, tekanan sentimen eksternal harusnya mereda pada esok hari. Salah satu pemicunya adalah yield atau imbal hasil US Treasury yang akhirnya turun.

“Yield US Treasury akhirnya turun dari 1,5% menjadi 1,4%. Ditambah lagi, stimulus AS senilai US$ 1,9 triliun sudah diloloskan oleh Senat sehingga berpotensi memicu penurunan lebih lanjut yield US Treasury seiring dengan likuiditas yang berlimpah,” kata Fikri ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/3).


Dengan dua faktor tersebut, Fikri meyakini kinerja indeks dolar akan melemah dan menguntungkan rupiah. Apalagi, dia menilai saat ini, rupiah secara fundamental juga sedang baik. Mulai dari data cadangan devisa, inflasi terjaga, dan indeks keyakinan konsumen yang juga meningkat.

Baca Juga: Tekanan eksternal masih tinggi, rupiah kembali melemah ke Rp 14.405 per dolar AS

Fikri melihat, jika besok ada aliran dana asing yang masuk ke Indonesia, rupiah akan berpotensi menguat. Proyeksi dia, rupiah pada esok hari akan berada pada rentang Rp 14.320 per dolar AS-Rp 14.420 per dolar AS. 

Adapun, pada perdagangan hari ini, Selasa (9/3), rupiah di pasar spot mencatatkan pelemahan sebesar 0,31% setelah ditutup di level Rp 14.405 per dolar AS. Setali tiga uang, di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah ditutup di level Rp 14.468 per dolar AS atau melemah 0,54% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Baca Juga: IHSG turun ke 6.199 pada Selasa (9/3), net sell asing capai Rp 783 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati