Yield Yang Diminta Pada Lelang SBSN Pekan Depan Akan Lebih Tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa, 9 Agustus 2022. Pada lelang kali ini pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 7 triliun dari enam seri yang ditawarkan. Keenam seri tersebut di antaranya adalah SPN-S 07022023, PBS031, PBS032, PBS029, PBS034 PBS033.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, lelang SBSN pekan depan secara umum tidak akan terlalu berbeda jauh dari lelang sebelumnya. Dia melihat, minat dan kebutuhan akan surat utang investor masih besar. 

"Sebetulnya kebutuhan akan SBSN itu tetap menarik dan tinggi, kalau kita lihat sebenarnya tren kepemilikan pasar modal terhadap SUN naik terus, jadi menurut saya untuk demand akan selalu ada," ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Jumat (5/8). 


Baca Juga: Sukuk Tenor Pendek Masih Jadi Buruan Investor di Lelang Pekan Depan

Wawan mengatakan yield yang diminta investor akan lebih tinggi dari lelang sebelumnya karena ekspetasi dari investor ada kenaikan suku bunga. 

"Imbal hasil yang diminta atau yield akan lebih tinggi, kalau untuk tenor 10 tahun di kisaran 7,1%-7,4%. Sementara untuk tenor 5 tahun 6,4%-6,7%," tutur Wawan. Dia menambahkan kedua tenor tersebut akan menjadi seri yang paling banyak diburu oleh investor.

Baca Juga: Sempat Turun, Utang Pemerintah per Juni 2022 Kembali Naik Tembus Rp 7.123 Triliun

Menurut Wawan sentimen yang dapat menopang SBSN berasal dari pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5%. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua ini memberikan optimisme bagi pelaku pasar bahwa ekonomi Indonesia masih stabil. 

"Sementara untuk yang menghambat berasal dari masalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang relatif tinggi sehingga berpengaruh pada suku bunga," ujar dia. 

Menurut Wawan rencana lelang pekan depan investor domestik masih mendominasi dibandingkan investor asing. Dia melihat, tren terakhir menunjukkan investor asing mulai meninggalkan SUN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati