YLKI kritik Ahok soal pengelolaan transportasi



JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik kebijakan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam hal pengelolaan transportasi umum di Jakarta.

Menurut Ketua YLKI Tulus Abadi, buruknya angkutan umum Jakarta terlihat dari insiden kereta api menabrak bus Metromini pada Minggu (6/12) siang. "Kasus tertabraknya Metromini yang menewaskan lebih dari 15 orang penumpang menjadi klimaks buruknya pengelolaan transportasi umum di Jakarta. Ini bukti yang paling telanjang bahwa transportasi umum di Jakarta sudah rusak dari sisi hulu hingga hilir," cetus Tulus dalam keterangan resminya, Minggu (6/12).

Maka dari itu, Tulus menagih janji Ahok ketika kampanye pemilihan gubernur bersama Joko Widodo (Jokowi) pada 2012 silam. Kala itu pasangan Jokowi-Ahok mengusung isu pembenahan angkutan umum.


"Seharusnya Gubernur Ahok menjadikan pembenahan total angkutan umum sebagai agenda programnya. Ini jelas-jelas akan menjadi parameter keberhasilan Ahok sebagai Gubernur Jakarta," tuturnya.

Tulus mengatakan, performa angkutan umum Jakarta yang buruk mempengaruhi tingkat minat masyarakat. "Kepeminatan masyarakat untuk menggunakan angkutan umum makin tergerus pula, kurang dari 11% dari total perjalanan di Jakarta," ungkap Tulus.

Dia menyadari betapa sulitnya membenahi pengelolaan umum di Jakarta. Maka dari itu dia membeberkan sejumlah poin yang perlu dibenahi dari sisi hulu.

"Salah satunya adalah bahwa pengelola angkutan umum harus berbadan hukum dan manajemen yang jelas. Sungguh tragis, jika kota sebesar Jakarta masih dilayani oleh angkutan umum tidak berbadan hukum dan manajemen yang jelas seperti Metromini, mikrolet, dan lain-lain. Lebih tragis lagi justru "angkutan umum" roda dua yang berkembang. Padahal jelas-jelas tidak memenuhi syarat," kata dia.

Sekadar info, kecelakaan Metromini yang dimaksud terjadi pada Minggu (6/12) pukul 08.30 WIB. Saat itu Metromini B 80 jurusan Kalideres-Jembatan Lima dengan nomor polisi B 7760 FD tertabrak Commuter line jurusan Kota-Duri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto