KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) saat ini tengah menaruh perhatian khusus terhadap operasional financial technology (fintech) khususnya peer-to-peer lending. Hal ini karena maraknya fenomena pinjaman online (pinjol), khususnya pinjaman online ilegal yang ‘menyedot’ data pribadi nasabah. Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI mengatakan hal ini tidak lepas dari rendahnya indeks literasi dan indeks keberdayaan konsumen (IKK) nasional. Di era yang serba digital ini, lanjut Tulus, kesadaran literasi konsumen Indonesia masih tergolong rendah. Saat ini, tingkat IKK Indonesia masih berada di level ‘mampu’. Tingkatan ini lebih baik dari tahun 2018 yang masih berada di level ‘paham’. Masih butuh dua tingkatan lagi agar IKK nasional masuk ke level yang paling tinggi, yakni ‘kritis’ dan ‘berdaya’.
YLKI: Penyedotan data pribadi masih sering dikeluhkan nasabah fintech
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) saat ini tengah menaruh perhatian khusus terhadap operasional financial technology (fintech) khususnya peer-to-peer lending. Hal ini karena maraknya fenomena pinjaman online (pinjol), khususnya pinjaman online ilegal yang ‘menyedot’ data pribadi nasabah. Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI mengatakan hal ini tidak lepas dari rendahnya indeks literasi dan indeks keberdayaan konsumen (IKK) nasional. Di era yang serba digital ini, lanjut Tulus, kesadaran literasi konsumen Indonesia masih tergolong rendah. Saat ini, tingkat IKK Indonesia masih berada di level ‘mampu’. Tingkatan ini lebih baik dari tahun 2018 yang masih berada di level ‘paham’. Masih butuh dua tingkatan lagi agar IKK nasional masuk ke level yang paling tinggi, yakni ‘kritis’ dan ‘berdaya’.