KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan dari kacamata konsumen, penggunaan energi baru terbarukan (EBET) sangat penting. Pasalnya,
penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab konsumen untuk mewujudkan pola konsumsi yang berkelanjutan (sustainable consumption). Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, p
embangkit berbasis energi terbarukan seperti energi surya menjadi pilihan potensial untuk memperkuat akses energi di Indonesia karena potensinya yang mencapai 3.000 - 20.000 GWp. Salah satu sumber EBET yang tersedia dan mudah diakses konsumen adalah energi surya. YLKI mendorong semua pihak untuk menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif.
Baca Juga: Terus Urai Transisi Energi di Indonesia, YEC Kembali Gelar ISF 2024 "Sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengakses dan menginstalasi energi surya untuk memenuhi kebutuhan energi mereka," kata Tulus dalam keterangan resmi, Selasa (6/8). Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR Marlistya Citraningrum menyebutkan energi surya merupakan sumber energi yang demokratis. Dari beragam contoh pengembangan energi surya di Indonesia, terdapat empat catatan penting untuk memastikan dampaknya berkelanjutan, yaitu berorientasi pada pengguna dan dampaknya, identifikasi sistem yang sesuai dengan konteks lokal, pendampingan berkelanjutan bagi komunitas dan masyarakat, serta pengelolaan yang profesional. Vice President Penjualan PT PLN (Persero) Rahmi Handayani menambahkan, kenaikan pelanggan PLTS atap menjadi cerminan minat masyarakat menggunakan energi surya. Dari 2018—2024 jumlah pelanggan PLTS atap naik 15 kali, dari 609 menjadi 9.324 pelanggan. Secara kapasitas juga naik dari 2 MWp pada 2018 menjadi 197 MWp pada tahun 2024, atau naik sebanyak 98 kali. "Minat masyarakat pada PLTS atap tinggi juga. Terlihat dari kuota PLTS atap pada Juli 2024 yang terjual sebanyak 88 persen atau 901 MWp," kata Rahmi.
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Jajaki Akuisisi PLTP Domestik dan Internasional di2025 Menurut Rahmi, terdapat potensi pemanfaatan energi surya dalam berbagai kondisi. Tren adopsi PLTS atap juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam 5 tahun terakhir. Kerja sama berbagai pihak melibatkan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan pihak-pihak terkait untuk mengedukasi dan mendampingi masyarakat dalam upaya memanfaatkan energi surya dibutuhkan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto