Yogya memikat Gameloft, produsen game kenamaan



JAKARTA. Niat kelompok 20-20 Investment Association untuk berinvestasi di Indonesia tidak main-main. Sektor infrastruktur pendukung pariwisata beserta ekonomi kreatif di Yogyakarta, kini turut menjadi sasaran para investor beraset triliunan rupiah itu.

Juru bicara 20-20 Investment Association, Tom Lembong mengatakan, Yogyakarta bukan hanya menarik dari aspek wisatanya. Lebih dari itu, daerah istimewa ini memiliki kualitas sumberdaya manusia di bidang teknologi yang lebih maju dari daerah lain. “Industri kreatif dan pariwisata Yogyakarta tumbuh dengan grafik yang sangat baik,” kata Tom, akhir pekan lalu.

Tom mencontohkan, perusahaan game developer top dunia asal Prancis, Gameloft,  berani membuka kantor dan pabriknya di Yogyakarta. Salah satu pemicunya adalah ketersediaan dan kualitas SDM di Yogyakarta cukup mumpuni dan prospektif untuk pengembangan bisnis. Tom menyebut, para hackers atau peretas sistem komputer Indonesia sebagian besar tinggal di Yogyakarta. "Mereka memiliki kapabilitas tinggi untuk pekerjaannya. Ada semacam karunia tersembunyi di Yogyakarta, sehingga Gameloft berani tanam modal di sini," imbuh dia. 


General Director Gameloft Indonesia Andrei Lascu mengatakan, Gameloft menanamkan modal hingga US$ 1 juta saat memutuskan membuka kantor Gameloft di Yogyakarta. "Saat ini kami memiliki 600 pekerja yang kebanyakan anak muda. Itu adalah nilai investasi sebenarnya yang membuat Gameloft bisa terus berkembang," kata dia.

Gameloft adalah pengedar dan pengembang permainan video global. Perusahaan yang berdiri pada 1999 oleh Guillemot bersaudara ini mengklaim sebagai pemain industri entertainment mobile terbesar. Perusahaan ini membuat permainan di telepon genggam, telepon cerdas (smart phone), dan komputer tablet.

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam mengatakan, Yogyakarta sangat terbuka untuk dijadikan lahan investasi bagi para pengusaha dunia. Dia bilang, Yogyakarta memiliki potensi besar untuk berinvestasi dengan dukungan SDM yang memadai. "Sebagai tujuan investasi, kami merespons positif kedatangan investor," ujar Pakualam IX.

Menurut Tom, selama ini, perhatian investor dunia lebih banyak terpusat ke Bali dan Jakarta. Alhasil, keistimewaan daerah lainnya di Indonesia seperti Yogyakarta sebagai tempat layak untuk berinvestasi belum dilihat oleh investor. Padahal, kota pendidikan ini sudah sejak lama sudah dikenal sebagai satu pusat pariwisata di Indonesia. 

Menurut Tom, belajar dari Gameloft, sistem perizinan di pemerintah daerah Yogyakarta terbilang relatif mudah. Apalagi,  ada dukungan dari masyarakat setempat. Sementara, faktor keamanan dan keselamatan di Yogyakarta dinilai masih cukup kondusif dan tidak menimbulkan terhambatnya laju investasi.

Tom bilang, kelompok 20-20 tidak tertarik berinvestasi pada industri ekstraktif  seperti sektor tambang atau migas di Indonesia. "Kini era industri kreatif," kata Tom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto