YouTube tutup channel Korut, pakar AS meradang



KONTAN.CO.ID - Aksi YouTube yang menutup saluran vital siaran propaganda Korea Utara (Korut) menuai kecaman. Pasalnya, banyak pengamat yang kerap menggunakan siaran tersebut untuk meneliti dan memahami lebih jauh mengenai negara yang sangat tertutup itu.

Analis mengatakan, penutupan saluran siaran yang membagikan informasi vital mengenai rezim Kim Jong Un sangat tidak tepat dilakukan. Pasalnya, dari siaran tersebut, mereka dapat mengetahui perkembangan tentang senjata nuklir Korut dan perkembangan penting lainnya.

"Pada dasarnya, ini menyulitkan upaya untuk melacak aktivitas dari Korut di waktu yang terburuk," demikian tweet Joshua Pollack, pengamat luar negeri dari Middlebury Institute of International Studies.


Saluran yang ditutup oleh Youtube meliputi sejumlah video yang dirilis dari televisi stasiun milik pemerintah dan konten video Korut lainnya.

Salah satu channel yang diunggah oleh Uriminzokkiri, situs propaganda pemerintah Korut, telah ditonton jutaan orang. Namun saat ini, video tersebut tak bisa lagi ditonton. "Dihapus karena adanya keluhan," tulis YouTube.

Video yang dipublikasikan oleh channel Uriminzokkiri telah menjadi berita utama di seluruh dunia. Termasuk pada 2013 lalu, di mana mereka menayangkan imaginasi mereka atas serangan nuklir ke gedung-gedung pemerintah AS di Washington.

Para pakar Korut telah mempelajari seluruh tayangan yang disiarkan channel tersebut, dengan mencari petunjuk mengenai rudal dan perangkat keras militer Korut lainnya. Video ini juga turut membantu mereka memahami apa yang ingin disampaikan rezim Korut kepada warganya dan pesan apa yang ingin mereka tayangkan ke pemerintah asing.

"Video Korut ini merupakan sumber penting bagi kami dari luar," jelas Curtis Melvin, peneliti US-Korea Institute Johns Hopkins University.

Melvin juga bilang, penutupan Uriminzokkiri dan channel lainnya Tonpomail, menjadi kerugian serius bagi mereka. Tonpomail merupakan channel yang dikuasai oleh etnis Korea di Jepang yang sangat loyal kepada Pyongyang.

Masih belum jelas alasan YouTube menutup siaran ini.

Padahal, menurut para pakar, siaran ini tidak ada iklan yang menyertai sehingga tidak menghasilkan uang bagi rezim Korut.

Ini bukan kali pertama YouTube menutup channel yang berkaitan dengan Korut. Pada November lalu, YouTube juga menutup akun TV milik Korut yang disebut-sebut menghasilkan uang dari iklan.

Seperti yang diketahui, ketegangan hubungan antara Korut dan Amerika Serikat (AS) kian meruncing pada tahun ini. Pemicunya, rezim Korut terus meningkatkan pengembangan program nuklir mereka. Di sisi lain, Presiden Donald Trump meresponnya dengan retorika kemarahan.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie