KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) berhasil menaikkan utilisasi pabriknya menjadi 75% pada tahun 2018. Pada tahun-tahun sebelumnya utilisasi pabrik hanya berkisar 60%. Direktur PT Yanaprima Hastapersada Tbk Irwan Susanto menjelaskan bahwa selama tahun 2018 utilisasi mesin pabrik meningkat."Ada peningkatan utilitas terpasang kita sekitar 75% dari mesin-mesin yang ada," tutur Irwan kepada Kontan.co.id, Jumat (25/1). Tahun ini rencananya YPAS menargetkan utilisasi pabrik bisa mencapai 75% hingga 80%. Perseroan juga masih akan tetap berfokus pada produksi kantong semen. "Untuk utilisasi kita usahakan naik dari 75% ke 80%, 85% kalau memungkinkan. Kita tetap fokus ke semen," tambah Irwan. Tahun lalu Perseroan mengklaim bahwa pihaknya mengalami kerugian dikarenakan kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Faktor lainnya ialah naiknya harga bahan baku yang tidak bisa diikuti oleh kenaikan harga jual. "Tapi minusnya sudah berkurang karena kita tahun lalu berusaha untuk meningkatkan penjualan cuma terkendala dengan kondisi ekonomi global," ungkap Direktur YPAS. Melemahnya rupiah terhadap dolar dinilai Irwan juga turut andil dalam penurunan pendapatan yang dialami oleh Perseroan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
YPAS naikkan utilisasi pabrik menjadi 75% pada tahun lalu
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) berhasil menaikkan utilisasi pabriknya menjadi 75% pada tahun 2018. Pada tahun-tahun sebelumnya utilisasi pabrik hanya berkisar 60%. Direktur PT Yanaprima Hastapersada Tbk Irwan Susanto menjelaskan bahwa selama tahun 2018 utilisasi mesin pabrik meningkat."Ada peningkatan utilitas terpasang kita sekitar 75% dari mesin-mesin yang ada," tutur Irwan kepada Kontan.co.id, Jumat (25/1). Tahun ini rencananya YPAS menargetkan utilisasi pabrik bisa mencapai 75% hingga 80%. Perseroan juga masih akan tetap berfokus pada produksi kantong semen. "Untuk utilisasi kita usahakan naik dari 75% ke 80%, 85% kalau memungkinkan. Kita tetap fokus ke semen," tambah Irwan. Tahun lalu Perseroan mengklaim bahwa pihaknya mengalami kerugian dikarenakan kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Faktor lainnya ialah naiknya harga bahan baku yang tidak bisa diikuti oleh kenaikan harga jual. "Tapi minusnya sudah berkurang karena kita tahun lalu berusaha untuk meningkatkan penjualan cuma terkendala dengan kondisi ekonomi global," ungkap Direktur YPAS. Melemahnya rupiah terhadap dolar dinilai Irwan juga turut andil dalam penurunan pendapatan yang dialami oleh Perseroan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
