Yuan China Capai Level Terendah dalam 15 Tahun, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Nilai tukar yuan China mencapai level terendah hampir 15 tahun terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (1/11). Ini terjadi setelah bank sentral menetapkan tingkat panduan resmi pada level terendah sejak krisis keuangan global tahun 2008.

Sebelum pembukaan pasar, People's Bank of China (PBOC) menetapkan tingkat titik tengah yuan di 7,2081 per dolar AS. Itu jadi posisi terendah sejak 24 Januari 2008.

Penetapan tersebut juga turun 0,43% dibanding penetapan yuan di hari sebelumnya, yang berada di 7,1768 per dolar AS.


Para investor pasar uang menganggap penurunan pedoman resmi dari level kunci di 7,2 per dolar AS berarti bahwa pihak berwenang akan membiarkan pelemahan yuan lebih lanjut.

Sementara itu, yuan onshore dibuka pada level 7,3201 per dolar AS dan dengan cepat menyentuh 7,3280 per dolar AS, level terendah sejak 26 Desember 2007.

Yuan terakhir diperdagangkan pada level 7,3075 per dolar AS pada 02.46 GMT, 25 pips lebih lemah dari penutupan di sesi sebelumnya.

Baca Juga: Sudah Pimpin 4 Perusahaan, Kini Elon Musk jadi CEO Twitter

Pelemahan yuan mencerminkan kekuatan dolar AS baru-baru ini, bersama dengan data ekonomi China yang suram dan gangguan dari Covid-19, ujar analis OCBC Bank dalam sebuah catatan.

Pengetatan moneter agresif Federal Reserve telah mendukung the greenback dan imbal hasil AS dalam beberapa bulan terakhir.

Para investor juga menantikan pertemuan kebijakan moneter The Fed yang digelar pekan ini untuk petunjuk baru tentang laju kenaikan suku bunga di masa depan.

"Pengetatan pencegahan COVID dan tindakan penguncian sementara dapat meningkatkan lebih banyak kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi China," tambah para analis, mencatat level pendukung berikutnya untuk yuan bisa menjadi 7,4 per dolar AS.

Pembatasan COVID-19 China memaksa penutupan sementara resor Disney Shanghai pada hari Senin. Di sisi lain, produksi iPhone Apple Inc di fasilitas manufaktur kontrak utama dapat turun 30% pada November karena pembatasan virus corona, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters.

Editor: Anna Suci Perwitasari