KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah analis menyatakan, pelemahan yuan China terhadap rupiah berpotensi meningkatkan risiko persaingan produk dalam negeri dengan barang-barang impor China. Pasalnya, pelemahan yuan China yang dipicu perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China memang bertujuan mendorong ekspor dari China ke negara lain agar lebih kompetitif. Merespons hal tersebut, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL, anggota indeks Kompas100) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, pelemahan yuan China tidak membawa pengaruh pada bisnisnya. Alasannya, SRIL cukup kompetitif untuk bersaing dengan produk tekstil dan garmen asal China. “Selain itu, kami juga ekspor ke China. Yang dikhawatirkan adalah pemain lain yang tidak kompetitif,” ujar dia di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (6/8). Meskipun begitu, menurut dia, saat ini, industri tekstil dan garmen Indonesia masih cukup kompetitif untuk bersaing dengan produk asal China. “Tapi untuk jangka panjang, kalau pelemahan ini terjadi terus menerus, maka dampaknya akan kurang baik,” kata Iwan.
Yuan China melemah, Sri Rejeki Isman (SRIL) yakin masih kompetitif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah analis menyatakan, pelemahan yuan China terhadap rupiah berpotensi meningkatkan risiko persaingan produk dalam negeri dengan barang-barang impor China. Pasalnya, pelemahan yuan China yang dipicu perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China memang bertujuan mendorong ekspor dari China ke negara lain agar lebih kompetitif. Merespons hal tersebut, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL, anggota indeks Kompas100) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, pelemahan yuan China tidak membawa pengaruh pada bisnisnya. Alasannya, SRIL cukup kompetitif untuk bersaing dengan produk tekstil dan garmen asal China. “Selain itu, kami juga ekspor ke China. Yang dikhawatirkan adalah pemain lain yang tidak kompetitif,” ujar dia di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (6/8). Meskipun begitu, menurut dia, saat ini, industri tekstil dan garmen Indonesia masih cukup kompetitif untuk bersaing dengan produk asal China. “Tapi untuk jangka panjang, kalau pelemahan ini terjadi terus menerus, maka dampaknya akan kurang baik,” kata Iwan.