KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yuanta Sekuritas Indonesia meluncurkan YSinvest sebagai aplikasi mobile online trading terbarunya. YSinvest juga menjadi strategi Yuanta Sekuritas dalam mendongkrak transaksi dan jumlah nasabah. Head of Online Trading Yuanta Sekuritas Indonesia Lucky Heryanto Wikardi memproyeksikan pada tahun ini ada tambahan sekitar 4.000 nasabah yang berasal dari YSinvest. Adapun saat ini Yuanta Sekuritas melayani sekitar 1.000 nasabah. "Besar harapan kami aplikasi YSinvest dapat diterima oleh masyarakat Indonesia secara umum dan semakin menumbuhkan jumlah investor Indonesia yang akan turut membangkitkan industri pasar modal," kata Lucky, Selasa (28/2).
Lucky optimistis target tersebut bisa tercapai menimbang potensi pertumbuhan jumlah investor di Indonesia. Selain menyasar investor yang sudah berpengalaman, YSinvest juga membidik segmen Gen Z alias kalangan investor muda. Dari sisi wilayah, pada tahun ini YSinvest akan terlebih dulu mengoptimalkan potensi di Pulau Jawa. Untuk mengembangkan pasar YSinvest, Yuanta Sekuritas juga menggandeng sejumlah perguruan tinggi dan universitas.
Baca Juga: Laporan Keuangan Emiten Akan Jadi Penggerak IHSG Lucky bilang, YSinvest ditujukan bukan hanya meningkatkan inklusi keuangan, tetapi juga memperkuat literasinya. Dus, aplikasi online mobile trading ini dirancang untuk mengajak nasabah memilih instrumen investasi saham jangka menangah hingga panjang secara aman. YSinvest dilengkapi berbagai menu untuk memberikan kemudahan pengguna dalam menganalisa dan mengambil keputusan trading. Seperti K-Chart Screener, Fundamental dan Technical Screener, Price Action Screener, serta Top Suggestions Bull and Bear, agar dapat memberikan panduan secara optimal. "Kami akan merangsang nasabah untuk lebih aktif bertransaksi dengan cara yang tepat. Artinya dengan memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan, terutama dengan Screener, itu jadi keunggulan. Sehingga memilih (saham) bukan sekadar dari rumor atau tebak-tebakan saja," ujar Lucky. Dia menambahkan, YSinvest sudah melalui proses validasi dan pengujian sejak bulan Januari lalu. "Kami memastikan semuanya aman dan lancar. Dalam jangka waktu dua bulan sudah oke, nggak ada masalah. Dengan ini kami mengajak nasabah untuk berinvestasi, bukan cuman main saham," tandas Lucky. Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia, Sunandar, mengungkapkan saat ini terdapat sekitar 10,5 juta investor pasar modal di Indonesia. 4,5 juta di antaranya merupakan investor saham.
Aplikasi trading mempermudah masyarakat dalam berinvestasi dan membuat pertumbuhan investor pasar modal terakselerasi. Dalam hal ini, Sunandar menekankan inklusi keuangan harus selalu diiringi dengan penguatan tingkat literasinya. "Jadi penting untuk mengedepankan layanan berbasis teknologi yang aman, baik untuk investor maupun sekuritasnya. Kami tidak berharap nasabah masuk tapi tidak dibekali pemahaman investasi yang cukup," ujar Sunandar.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,17% ke 6.843 Pada Selasa (28/2), UNTR, ASII, PTBA Top Gainers LQ45 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat