Sejak 2005, Yudi Mintoro Sumali mendirikan lembaga kursus merakit robot. Omzetnya lebih dari Rp 100 juta per bulan. Latar belakang pendidikan di bidang informasi teknologi turut menunjang sukses yang diraihnya saat ini.Berbekal keterampilan merakit robot yang dimilikinya, Yudi Mintoro Sumali (39) sukses mendirikan kursus merakit robot sejak 2005. Ia memilih nama Robotics Education Centre (RED) untuk lembaga kursus yang berkantor di Ruko Gading Bukit Indah, Jakarta Utara tersebut.Lembaga kursusnya ini menghasilkan omzet hingga ratusan juta per bulan. Besarnya omzet itu tak terlepas dari tingginya minat anak-anak untuk belajar merakit robot."Anak-anak zaman sekarang lebih suka belajar dengan permainan atau hiburan yang sifatnya edukatif," katanya.Selain anak-anak, lembaga kursusnya juga menerima siswa dari sekolah menengah atas (SMA). Saat ini, Yudi telah memiliki 25 cabang RED di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Bali, Batam, Pekanbaru, dan Makassar. Semua cabang tersebut milik mitranya yang mengambil tawaran waralaba RED. "Ada mitra yang memiliki dua sampai tiga cabang," papar Yudi. Ia mengklaim, cepatnya perkembangan bisnis RED tak terlepas dari upayanya dalam melakukan inovasi terus-menerus dalam merakit robot. Inovasi itu terkait dengan perkembangan teknologi merakit robot.Minat Yudi terhadap dunia perakitan robot mulai muncul sejak tahun 2004. Kebetulan, ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang informasi teknologi (IT). Selepas kuliah, ia juga bekerja di sebuah perusahaan di bidang IT. Tahun 2004, ia memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. Berbekal ilmu IT yang dimilikinya, ia langsung mencoba-coba merakit robot. Setelah menguasai keterampilan merakit robot, ia kemudian memutuskan untuk mendirikan lembaga kursus perakitan robot.Ide awal pendirian lembaga kursus ini terinspirasi dari pesatnya pertumbuhan kursus perakitan robot di negara-negara lain. Contohnya, di Singapura dan Australia. Di dua negara itu, kursus perakitan robot sudah berkembang sangat pesat. Adapun di Indonesia masih jauh tertinggal. Bahkan, di Jakarta saja hampir tidak ada pusat pelatihan khusus merakit robot. "Dari situ saya kemudian makin terdorong untuk membuka kursus merakit robot," katanya. Awalnya, Yudi membuka usaha kursus robot ini di Jalan Sunter Agung Utara, Jakarta. Saat itu, lembaga kursusnya ini masih dinamakan Innovative Education. Saat itu, Yudi masih fokus memasarkan kursus perakitan robot ke sekolah-sekolah, mulai sekolah Dasar (SD) hingga SMA. Ia mengaku, respons para siswa saat itu cukup positif. Seiring perkembangan lembaga kursusnya, ia kemudian memindahkan usahanya itu ke Ruko Gading Bukit Indah, Jakarta Utara hingga sekarang. Sementara nama usahanya diganti menjadi Robotics Education Centre. Di tempat yang baru, usahanya kian berkembang. Melihat tingginya permintaan pasar, Yudi pun memberanikan diri menawarkan waralaba di tahun 2007. Yudi mematok biaya kursus mulai Rp 300.000 - Rp 400.000 per siswa per bulan, dengan durasi belajar empat kali dalam sebulan. Dengan memungut biaya sebesar itu, ia mengaku dapat meraup omzet di atas Rp 100 juta per bulan, dengan laba 20%-30%. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Yudi: Rezeki kian berbobot dari sekolah robot (1)
Sejak 2005, Yudi Mintoro Sumali mendirikan lembaga kursus merakit robot. Omzetnya lebih dari Rp 100 juta per bulan. Latar belakang pendidikan di bidang informasi teknologi turut menunjang sukses yang diraihnya saat ini.Berbekal keterampilan merakit robot yang dimilikinya, Yudi Mintoro Sumali (39) sukses mendirikan kursus merakit robot sejak 2005. Ia memilih nama Robotics Education Centre (RED) untuk lembaga kursus yang berkantor di Ruko Gading Bukit Indah, Jakarta Utara tersebut.Lembaga kursusnya ini menghasilkan omzet hingga ratusan juta per bulan. Besarnya omzet itu tak terlepas dari tingginya minat anak-anak untuk belajar merakit robot."Anak-anak zaman sekarang lebih suka belajar dengan permainan atau hiburan yang sifatnya edukatif," katanya.Selain anak-anak, lembaga kursusnya juga menerima siswa dari sekolah menengah atas (SMA). Saat ini, Yudi telah memiliki 25 cabang RED di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Bali, Batam, Pekanbaru, dan Makassar. Semua cabang tersebut milik mitranya yang mengambil tawaran waralaba RED. "Ada mitra yang memiliki dua sampai tiga cabang," papar Yudi. Ia mengklaim, cepatnya perkembangan bisnis RED tak terlepas dari upayanya dalam melakukan inovasi terus-menerus dalam merakit robot. Inovasi itu terkait dengan perkembangan teknologi merakit robot.Minat Yudi terhadap dunia perakitan robot mulai muncul sejak tahun 2004. Kebetulan, ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang informasi teknologi (IT). Selepas kuliah, ia juga bekerja di sebuah perusahaan di bidang IT. Tahun 2004, ia memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. Berbekal ilmu IT yang dimilikinya, ia langsung mencoba-coba merakit robot. Setelah menguasai keterampilan merakit robot, ia kemudian memutuskan untuk mendirikan lembaga kursus perakitan robot.Ide awal pendirian lembaga kursus ini terinspirasi dari pesatnya pertumbuhan kursus perakitan robot di negara-negara lain. Contohnya, di Singapura dan Australia. Di dua negara itu, kursus perakitan robot sudah berkembang sangat pesat. Adapun di Indonesia masih jauh tertinggal. Bahkan, di Jakarta saja hampir tidak ada pusat pelatihan khusus merakit robot. "Dari situ saya kemudian makin terdorong untuk membuka kursus merakit robot," katanya. Awalnya, Yudi membuka usaha kursus robot ini di Jalan Sunter Agung Utara, Jakarta. Saat itu, lembaga kursusnya ini masih dinamakan Innovative Education. Saat itu, Yudi masih fokus memasarkan kursus perakitan robot ke sekolah-sekolah, mulai sekolah Dasar (SD) hingga SMA. Ia mengaku, respons para siswa saat itu cukup positif. Seiring perkembangan lembaga kursusnya, ia kemudian memindahkan usahanya itu ke Ruko Gading Bukit Indah, Jakarta Utara hingga sekarang. Sementara nama usahanya diganti menjadi Robotics Education Centre. Di tempat yang baru, usahanya kian berkembang. Melihat tingginya permintaan pasar, Yudi pun memberanikan diri menawarkan waralaba di tahun 2007. Yudi mematok biaya kursus mulai Rp 300.000 - Rp 400.000 per siswa per bulan, dengan durasi belajar empat kali dalam sebulan. Dengan memungut biaya sebesar itu, ia mengaku dapat meraup omzet di atas Rp 100 juta per bulan, dengan laba 20%-30%. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News