Yuk, Berburu Oleh-Oleh Umroh di Tanah Abang



JAKARTA. Sekitar pukul 10 pagi, lalulintas menuju pasar Tanah Abang di sepanjang Jalan KH.Mas Mansyur belum terlalu padat. Namun, geliat kesibukan para pedagang sekitar pasar Blok A Tanah Abang, Jakarta Pusat sudah mulai terasa. Di salah satu sisi jalan, nampak berderet toko-toko dan lapak-lapak yang menjual berbagai macam oleh-oleh haji. Rata-rata menjual kurma, kismis, tasbih, teko dan ceret kuningan, air zam-zam, kacang arab, kacang pistachio, sajadah, aneka gelang dan kalung, aneka pacar (pewarna kuku atau tangan) muslim, aneka lipstik arab, aneka minyak zaitun dan sebagainya. Bagi seseorang yang baru pulang dari Tanah Suci, selain kurma dan iar zam-zam, aneka suvenir berbau arab merupakan oleh-oleh yang paling dinanti handai taulan. Tak heran jika para pedagang oleh-oleh haji panen rejeki manakala musim haji tiba. Daerah pusat oleh-oleh haji tersebut sudah tidak asing bagi warga Jakarta. Mereka menyebutnya dengan nama Pasar Seng. Mungkin, nama tersebut diberikan lantaran kebanyakan lapaknya beratapkan seng. Tempatnya tepat berada di samping Pintu Timur Pasar Blok A Tanah Abang. Di depan Pasar Seng, terpisahkan dengan ruas jalan, adalah pusat penjualan aneka macam kasur busa. Memasuki Pasar Seng yang sempit dan penuh preman, hanya ada beberapa toko besar yang menjual oleh-oleh haji. Kebanyakan berupa lapak sederhana dengan atap terpal atau atap seng semata. Pastinya kalau hujan mendera, para pedagang yang tidak punya toko bakalan kalang kabut mengamankan dagangannya. Di pojok pasar terdapat kios Pak Bambang. Pedagang oleh-oleh haji asal Jawa Tengah ini sudah berjualan di Pasar Seng sejak tahun 1982. Selain itu, Bambang juga telah memiliki kios permanen yang juga menjual oleh-oleh haji di lantai dasar Blok F Tanah Abang. Sayangnya, lantaran kiosnya kecil, barang yang dijajakan Bambang didominasi oleh kurma dan air zam-zam semata. Kurma madina dijualnya mulai harga Rp 25.000 sampai Rp 350.000 per kilo. Sedangkan air zam-zam dijual Rp 35 ribu seliter. "Air zam-zam ini saya dapatkan dari pramugari," ujar Bambang seraya menunjukkan logo maskapai penerbangan nasional yang berada di dalam kemasan air zam-zam yang dijualnya tersebut. Selain itu ada juga aneka tasbih yang dijual mulai harga Rp 5.000. Ada juga aneka macam kosmetik semisal pacar Mekkah yang dijual Rp 60 ribu selusin. Sedang untuk teko zam-zam ukuran kecil, dijualnya Rp 40.000. Dari barang-arang dagangannya, Bambang mengaku meraup omzet sekitar Rp 1 jutaan saban harinya pada musim haji. "Musim haji tahun ini lebih sepi daripada musim haji tahun lalu," ujarnya. Pasalnya, menurut Bambang, selaim omsetnya turun, pasar Seng juga tak seramai tahun lalu. Terpaut beberapa lapak dari lapak Bambang, ada toko Al Barokah milik Syarifah Banun. Tepatnya di samping kiri masjid Al Mamur Tanah Abang. Toko ini tentusaja jauh lebih lengkap dari lapak Bambang. Disini dijual sembilan macam kurma mulai dari kurma tunisia sampai kurma rosul dari madina. Harganya mulai Rp 35.000 sampai Rp 350.000 per kilo. Ada pula aneka macam kismis yang dijual Rp 60.000 per kilo. Tersedia pula aneka kacang arab berbagai rasa mulai harga Rp 60.000. Ada pula kacang pistachio dengan harga Rp 150.000 per kilo. Air zam-zam dijual mulai harga Rp 35.000 per liter. Sementara untuk botol-botol zam-zam, satu dus isi 50 botol kosong dijual Rp 150.000. "Saya sarankan, ketika membeli belilah partai besar, karena akan dapat harga grosir," ujar salah seorang karyawan toko tersebut kepada KONTAN. Pegawai lainnya bernama Umi meberitahu, selain kurma, kacang, kismis serta air zam-zam, tokonya juga diserbu pembeli lantaran punya koleksi suvenir haji lengkap mulai dari teko sajian sampai aneka pacar muslim. Umi menyebutkan, tokonya tersebut dipercaya pembeli lantaran pemiliknya langsung berasal dari Arab, sehingga kualitas barangnya terjamin. Misalnya saja untuk sajadah, diimpor langsung dari Pakistan. Untuk harga perkodinya mulai Rp 400.000 sampai Rp 700.000. Kemudian aneka minyak zaitun yang dijual mulai harga Rp 20.000 per botol atau Rp 25.000 perkaleng. Pacar muslim yang paling laku, menurut Umi adalah yang bermerek Arzoo. Harganya Rp 60.000 per lusin untuk pewarna kuku dan Rp 70.000 per lusin untuk celak mata. Selain itu, barang yang banyak diburu para tamu Allah tersebut antara lain teko-teko dan cawan sajian untuk air zam-zam. Untuk cawan-cawan sajian dijual mulai Rp 45.000 per lusin. Teko sajian lengkap dibenderol seharga Rp 900.000. Gelang dan kalung emas imitasi juga banyak dibeli sebagai oleh-oleh. Harganya mulai Rp 60.000 per lusin. Selain itu, para haji baru juga gemar memborong aneka tasbih mulai harga Rp 5.000 per tasbih. Untuk membeli di toko Syarifah memang harus rajin menawar, lantaran harga-harga kebutuhan oleh-oleh haji sudah mulai merangkak naik ketika musim haji tiba. Jika rajin menawar, harga bisa berkurang antara 10%-20%. tentusaja potongan tersebut hanya berlaku bagi pembeli yang membeli dalam partai besar. Dari hasil penjualannya, saban hari toko tersebut mampu meraup omset antara Rp 1,5 juta sampai Rp 5 juta. Omset tersebut terbilang stabil jika dibandingkan dengan omset tahun lalu. "Penjualan oleh-oleh haji musim ini hampir sama dengan penjualan tahun lalu," ujar Syarifah sembari sibuk menghitung struk pembelian dari para pembelinya yang antri di depan kasir. Nah, bila belum puas mengaduk-aduk oleh-oleh haji di Pasar Seng, ada baiknya anda bertandang ke lantai dasar Blok F Tanah Abang. Untuk menuju lokasi Blok F hanya perlu berjalan sebentar dari pintu Barat Blok A di belakang pasar Seng. Yang pasti, hati-hatilah dengan laju kendaraan yang lewat serta debu pekerjaan bangunan disekitarnya. Memang amat menganggu tetapi itulah tanah abang dengan segala hiruk pikuknya. Blok F sendiri terkenal sebagai sentra pusat busana muslim dan kebaya. nah, di pinggir-pinggir toko tekstil tersebut, berdiri lapak-lapak yang menjual aneka oleh-oleh haji layaknya di pasar Seng. Lapak-lapak ini letaknya tersebar. Tak jauh beda dengan pasar Seng, anda harus berjubelan di pasar ini, pedagangnya sedikit tidak acuh dengan pembeli lantaran saking banyaknya pembeli yang berjubeln atau sekedar lewat. Salah satu pedagang lapak, Abdul Wahid, mengaku hanya berjualan ketika musim haji tiba. Abdul yang mendirikan lapaknya tepat di samping toko Sinar Bintang Rezeki Los AKS No. 125 tersebut mengaku hanya akan berjualan selama dua bulan saja. "Omsetnya sangat lumayan bila dibandingkan harus berjualan diluar musim haji," ujarnya seraya menolak menyebutkan besaran omset yang didapatkannya saban hari. Di lapaknya, Abdul menghamparkan berbagai macam oleh-oleh haji seperti kurma, kismis, kacang arab, tasbih, air zam-zam serta berbagai kosmetik arab lainnya. Patokan harganya tidak jauh beda dengan patokan harga di pasar Seng. Walaupun hanya mendirikan lapak, namun Abdul mengaku menerima pesanan aneka oleh-oleh haji. "Kalau mau beli sekarang sudah agak terlambat karena harga sudah mulai naik awal musim haji lalu," ujarnya. Sama halnya dengan Pasar Seng, di Blok F lantai dasar hanya ada beberapa toko yang khusus menjual oleh-oleh haji. Uniknya, salah sati toko, yaitu toko Mekah, menjual kurma yang sudah dipak dalam keranjang-keranjang unik. Harga jual kurma rasul disini lebih murah daripada semua lapak yang pernah KONTAN temui baik di pasar Seng maupun di Blok F. Yaitu Rp 275.000 per kilo, sudah dengan keranjang yang menarik dan ringkas tersebut. "Kami memang mengepak kurma-kurma dalam keranjang karena pembeli kami biasanya dari luar Jakarta, terutama luar Jawa," ujar Kalim, penjaga toko. Tak heran jika toko Mekah tersebut banyak mendapatkan pesanan selama muslim haji tahun ini. Terutama untuk kurma rosul yang manis bak madu rasanya. "Kami bisa atur untuk pengiriman. pembeli tinggal telpon saja. Tetapi ongkosnya ditanggung pembeli," ujar Kalim. Sayangnya, Kalim tidak dapat menyebutkan berapa omset toko tersebut lantaran sang majikan sedang berada di luar toko. Selain di pasar Seng dan lantai dasar Blok F, lantai lima Blok A terkenal pula sebagai pusat perlengkapan haji. Jadi bukan pusat oleh-oleh haji. Rata-rata yang dijual di lantai lima Blok A ini antara lain pakaian ihram, sajadah, kopiah, jilbab serta aneka macam mukena. Untuk pakaian ihram, baik untuk pria ataupun wanita dijual dengan harga Rp 85.000 sampai Rp 150.000 per potong. Diabnding dengan pasar seng dan Blok F, lantai lima Blok A yang bersih dan adem ini malah sepi pembeli. Oya, sebaiknya urungkan niat menggunakan lift di Blok A. Daripada pegal emnunggu lioft kosong, sebaiknya menggunakan eskalator untuk menuju lantai lima. Kurang dari lima menit, lantai lima sudah terjangkau. Uniknya, di dekat eskalator lantai lima, ada satu pedagang yang menjajakan oleh-oleh haji seperti kurma, air zam-zam, tasbih, teko-teko, kacang-kacangan dan sebagainya. Rata-rata harganya terpaut 20-30% lebih murah dari harga-harga pedagang Pasar Seng dan Blok F. "Harganya murah karena saya tidak perlu bayar sewa," ujar Alfian, sang pemilik. Alfian sendiri mengaku hanya dua bulan saja berjualan di lantai lima tersebut. Karena sehari-hari, ia mengurusi lima tokonya di Blok F. "Saya hanya iseng berjualan di lantai lima karena tidak ada yang berjualan oleh-oleh haji. Eh, tidak tahunya malah kebanjiraqn pembeli dan pemesan," ujarnya sumringah. Sayangnya, Alfian enggan menyebut berapa besaran omsetnya dari penjualan selama dua bulan tersebut. Jika capek memborong barang kebutuhan haji, anda bisa beristirahat dan bersembahyang di masjid tanah abang yang berada di lantai paling atas pusat grosir terbesar se Asia Tenggara tersebut. Mesjid tersebut berdiri paska kebakaran hebat tahun 2003. Masjidnya luas, adem, dan kamar kecilnya pun jauh dari kesan jorok layaknya toilet masjid di pasar pada umumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: