Yuk, Berburu Sukuk Negara Ritel



JAKARTA. Mulai hari ini hingga dua puluh hari ke depan, investor bisa berburu sukuk negara ritel. Sebanyak 13 agen penjual, lima bank dan delapan sekuritas, akan menjual surat utang halal ini kepada para nasabahnya.

Direktur Surat Berharga Syariah Negara di Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Dahlan Siamat optimistis sukuk ritel ini bakal laris. Selain berkupon 12%, basis investor sukuk juga luas. "Dari roadshow ke daerah-daerah, sudah ada investor yang menunjukkan minat. Bahkan, ada yang meminta untuk memperpanjang masa penawaran," ungkapnya, kemarin.

Salah satu sekuritas agen penjual, PT Anugerah Sekurindo Indah, telah mensosialisasikan sukuk ini sejak kuponnya belum diumumkan. "Tanggapan masyarakat lumayan baik," ujar Equity Sales Manager Anugerah Sekurindo Indah, Vicky V. Maramis.


Anugerah mensosialisasikan sukuk ritel lewat iklan, seminar, gathering, dan pameran. Sekuritas ini menargetkan akan menjual Rp 100 miliar. Mereka akan menaikkan target penjualan jika pasar mampu menyerapnya.

Head of Debt Capital Market BNI Securities Sukartono menyatakan, pihaknya akan menjual sukuk ini kepada target pasar sesuai permintaan pemerintah. Pemerintah mewajibkan sukuk ritel dijual kepada para investor ritel dalam negeri. Investor institusi dan asing baru boleh masuk di pasar sekunder.

Nah, meski berjanji hanya menjual kepada investor ritel lokal, Sukartono optimistis penjualan sukuk ritel di BNI Securities akan bagus. Pasalnya, "Kami akan memanfaatkan jaringan Bank BNI," ungkapnya. BNI Securities mematok target penjualan sekitar Rp 250 miliar.

Informasi lain yang diperoleh KONTAN, Danareksa Sekuritas menargetkan menjual sukuk ritel Rp 200 miliar, sementara Trimegah Securities hanya memberi ancar-ancar hingga ratusan miliar rupiah.

Sumber KONTAN juga bilang, Bahana Securities berencana menjual sukuk ritel senilai Rp 150 milliar. Demi mencapai target itu, Bahana Securities telah menggelar roadshow di lima kota, antara lain Medan, Semarang, Balikpapan, dan Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie