Yuk cermat pilah-pilih metode diet



JAKARTA. BAGI kaum urban, hidup sehat bukan lagi sekadar kebutuhan, tapi sudah menjadi bagian dari lifestyle. Kini banyak cara yang bisa ditempuh untuk menjadi sehat dan memiliki berat badan ideal. Salah satu caranya adalah mengatur pola makan, alias melakukan diet.

Ada banyak metode diet yang populer saat ini. Salah satu yang sedang in adalah diet ketogenik. Diet jenis ini menggunakan asupan tinggi lemak, protein yang moderat dan rendah karbohidrat untuk melunturkan lemak tubuh.

Ada pula diet mayo yang digagas Mayo Clinic's di Amerika Serikat. Diet ini mengharuskan Anda berpuasa garam selama 13 hari penuh. Pasalnya, air bersifat menahan air dalam tubuh. Sehingga jika terlalu banyak air yang tidak bisa keluar dari tubuh otomatis akan membuat berat tubuh makin bertambah. Pantangan lain bagi pediet mayo adalah es atau air es.


Ada pula diet Paleo. Metode diet ini mengharuskan Anda meninggalkan makanan berkarbohidrat dan mengandung gula, kacang tanah, kacang polong, kentang, jagung, soda dan semua jenis jus buah dan digantikan dengan konsumsi daging tanpa lemak, ikan, buah dan sayuran.

Selanjutnya, diet golongan darah yang menggunakan metode pemilihan makanan berdasar jenis golongan darah. Untuk golongan darah A misalnya, makanan yang dipantang adalah daging sapi, kambing, bebek, kelinci, babi, cumi, kepiting, lobster, jeruk, pepaya, pisang raja, tomat, soda, susu sapi, keju santang dan kentang.

Pemilik golongan darah A direkomendasikan mengonsumsi brokoli, labu, wortel, bawang merah dan putih, seledri, nanas, semangka, dan jeruk bali.

Tergantung tujuan

Tapi, apakah semua jenis diet itu aman bagi kesehatan? Ternyata tidak. Spesialis Gizi Klinik Siloam Hospital, Samuel Oetoro mengatakan ada jenis diet yang justru berbahaya dan tidak dianjurkan. Diet ketogenic, misalnya, yang menawarkan penurunan yang cepat. Tapi penurunan berat badan cepat ini dikhawatirkan terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan. "Ini tidak sehat dan tidak dianjurkan," katanya.

Diet keto juga dikhawatirkan bisa menimbulkan dampak ke otak. Alasannya, penurunan konsumsi karbohidrat bisa berdampak pada turunnya energi otak dan membuat kinerja otak melemah.

Sedangkan diet mayo, kata Samuel, berisiko mengganggu kinerja otak dan otot. Sebab, garam penting bagi kinerja otak dan otot. "Untuk diet golongan darah saya juga tidak setuju karena belum ada bukti penelitian tentang itu," kata Samuel.

Tapi, pakar gizi IPB Hardinsyah bilang, bahaya diet tidak bisa dipukul rata. Menurutnya, masing-masing metode diet punya keunggulan dan kekurangan, tergantung pada masalah masing-masing orang.

Makanya, agar tak salah dalam melaksanakan diet, tidak ada salahnya bila Anda yang ingin diet berkonsultasi terlebih dulu ke dokter agar mendapat gambaran yang jelas. "Harus didiagnosa dulu, masalahnya apa. Jangan asal diet lalu ketika masalah tidak teratasi terus bilang dietnya gagal," kata Hardinsyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina