KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON) diyakini bisa membukukan kinerja yang positif pada tahun ini. Setelah berhasil membukukan kinerja yang apik pada kuartal I-2022, periode kuartal III-2022 diyakini akan menjadi periode yang baik bagi emiten properti yang satu ini. Adapun, sepanjang kuartal I-2022 lalu, PWON berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 17% secara yoy menjadi Rp 1,3 triliun. Lalu, laba bersih emiten properti asak Surabaya ini juga naik 56% secara yoy menjadi Rp 370 miliar. Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano mengungkapkan, pada kuartal III-2022 akan menjadi periode yang baik bagi emiten properti, termasuk PWON. Menurutnya, pada kuartal III-2022, akan lebih banyak peluncuran produk baru dan periode terakhir program VAT (Berakhir September, kecuali ada perpanjang). Kedua hal tersebut akan mendorong penjualan properti tumbuh signifikan.
“Kami juga melihat akan ada pertumbuhan yang tinggi pada
marketing sales di kuartal III-2022, karena efek low base pada kuartal III-2021 seiring adanya penyebaran varian delta kala itu,” ungkapnya dalam riset pada 8 Juli 2022.
Baca Juga: Recurring Income Makin Moncer, Intip Rekomendasi Saham Pakuwon Jati (PWON) Menurutnya, salah satu penopang
marketing sales PWON adalah peluncuran hunian high-rise di Pakuwon Bekasi. Lokasi yang dekat dengan stasiun LRT akan membuat hunian ini jadi incaran, apalagi tower pertamanya juga sudah laku 70%-80% dari keseluruhan. Walaupun ke depan akan ada tren kenaikan suku bunga BI7DRR, Victor meyakini hal ini minim berdampak ke emiten properti. Pasalnya, ia melihat likuiditas di perbankan masih akan melimpah sehingga memungkinkan perbankan untuk mencairkan kredit KPR yang solid ke depan. Pada bulan Mei, KPR secara umum masih tumbuh 9% secara yoy pada Mei 2022 didukung oleh pertumbuhan
double digit di segmen residensial. Hal ini melanjutkan pertumbuhan KPR di atas level 8% sejak akhir Maret silam. Di satu sisi, Victor juga meyakini bahwa rate KPR masih akan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan seiring perbankan saat ini masih memiliki margin yang cukup baik. Ia juga menyoroti perbedaan antara bunga KPR dan bunga deposito 12 bulan yang berada di level tertingginya. Ini menandakan adanya penurunan yang tajam pada bunga deposito, tapi di saat bersamaan, bunga KPR mengalami penurunan yang cenderung stabil. “Seiring dengan masa transisi dari pandemi ke endemi, kami melihat melimpahnya likuiditas perbankan serta margin yang masih cukup tinggi akan membuat perbankan lebih agresif menyalurkan kredit KPR ke depannya,” imbuhnya.
Terkait risiko kenaikan biaya konstruksi seiring dengan adanya inflasi dan kenaikan harga bahan baku, Victor melihat hal tersebut tidak akan memberi dampak ke PWON. Hal tersebut sudah diantisipasi dengan membebankannya kepada pembeli melalui kenaikan ASP secara perlahan. Pada tahun ini, ia memproyeksikan pendapatan PWON akan mencapai Rp 6,19 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,72 triliun. Saat ini, Victor masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham PWON dengan target harga Rp 610 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari