Masyarakat di perkotaan selalu memperhatikan penampilan. Ini hal nomor wahid. Nah, demi menjaga penampilan, seseorang tidak hanya selektif dalam memilih pakaian, tapi juga segi fisik.Inilah yang membuat sebagian masyarakat memilih diet untuk menjaga bentuk tubuh. Satu penelitian mengungkapkan, masyarakat kota di Indonesia cenderung meniru pola makan orang barat, yang justru berujung pada faktor risiko seperti hiperkolesterol. Pola makan seperti itu juga ternyata sering diimbangi diet yang salah. Banyak juga masyarakat yang tidak menerapkan diet, karena merasa cukup dengan obat-obatan penurunan tekanan darah atau kolesterol. "Itu keliru. Diet sehat memiliki manfaat lain selain yang didapat dari aspirin, modulator angiotensin, penurun lipid dan agen beta blocker," kata Mahshid Dehghan, ahli gizi di Population Health Research Institute, McMaster University di Ontario, Kanada. Penelitian tersebut sekaligus menunjukkan adanya kekurangan informasi dan salah mengartikan tentang diet. Diet yang saat ini dipahami masyarakat adalah usaha menurunkan berat badan dengan membatasi konsumsi makanan tertentu.Ada aturannyaDokter Sylvia Irawati, Medical Editor dari TanyaDok.com. Sylvia menilai, pandangan tersebut kurang tepat. Diet memiliki arti kebiasaan makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau suatu masyarakat, yang dalam bahasa sehari-hari disebut pola makan. "Karena diet memiliki pengertian sebagai pola makan, maka hal ini bukanlah suatu keharusan, melainkan gambaran kebiasaan makan," kata Sylvia.Diet atau pengaturan pola makan dilakukan tergantung kondisi dan kebutuhan masing-masing orang. Jelas, diet yang sehat dan tepat harus dilakukan, yaitu sesuai dalam jumlah, jenis, dan komposisi makanannya.Menurut Sylvia, diet yang sehat memberi jumlah energi sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. "Juga dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik seseorang," kata Sylvia. Kebanyakan mengkonsumsi makanan akan memberikan energi lebih, yang disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan berakibat pada peningkatan berat badan. Sedangkan kekurangan asupan energi, akan membuat kerja organ tubuh kurang optimal, dan mempengaruhi kinerja seseorang.Pembatasan makanan yang tidak memperhatikan kebutuhan tubuh, mungkin bisa cepat menurunkan berat badan. Tapi efeknya tidak bertahan lama dan dapat mengganggu fungsi organ tubuh.Dari survei Dehghan terhadap 31.546 orang dewasa dengan usia rata-rata 66,5 tahun, bagi pengidap penyakit jantung atau kerusakan organ utama, diet sehat membawa perbaikan. Terjadi penurunan risiko kematian kardiovaskular 35%, gagal jantung kongestif 28%, stroke 19%, dan serangan jantung baru 14%.Diet atau pola makan tidak sehat dapat menimbulkan malnutrisi, baik keadaan kelebihan maupun kekurangan. Diet dengan asupan makanan lebih dari kebutuhan dapat berakibat obesitas dan gangguan metabolisme yang menyertainya. Sebaliknya, kekurangan makan berakibat kurang gizi. Hal ini dapat menimbulkan gangguan fungsi di jangka panjang. Kekurangan mineral seng (Zn) misalnya bisa mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh dan fungsi pengecapan. Sedangkan kekurangan zat besi jangka panjang menimbulkan risiko gangguan jantung .Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Yuk, Mengatur Diet Agar Badan Selalu Bugar
Masyarakat di perkotaan selalu memperhatikan penampilan. Ini hal nomor wahid. Nah, demi menjaga penampilan, seseorang tidak hanya selektif dalam memilih pakaian, tapi juga segi fisik.Inilah yang membuat sebagian masyarakat memilih diet untuk menjaga bentuk tubuh. Satu penelitian mengungkapkan, masyarakat kota di Indonesia cenderung meniru pola makan orang barat, yang justru berujung pada faktor risiko seperti hiperkolesterol. Pola makan seperti itu juga ternyata sering diimbangi diet yang salah. Banyak juga masyarakat yang tidak menerapkan diet, karena merasa cukup dengan obat-obatan penurunan tekanan darah atau kolesterol. "Itu keliru. Diet sehat memiliki manfaat lain selain yang didapat dari aspirin, modulator angiotensin, penurun lipid dan agen beta blocker," kata Mahshid Dehghan, ahli gizi di Population Health Research Institute, McMaster University di Ontario, Kanada. Penelitian tersebut sekaligus menunjukkan adanya kekurangan informasi dan salah mengartikan tentang diet. Diet yang saat ini dipahami masyarakat adalah usaha menurunkan berat badan dengan membatasi konsumsi makanan tertentu.Ada aturannyaDokter Sylvia Irawati, Medical Editor dari TanyaDok.com. Sylvia menilai, pandangan tersebut kurang tepat. Diet memiliki arti kebiasaan makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau suatu masyarakat, yang dalam bahasa sehari-hari disebut pola makan. "Karena diet memiliki pengertian sebagai pola makan, maka hal ini bukanlah suatu keharusan, melainkan gambaran kebiasaan makan," kata Sylvia.Diet atau pengaturan pola makan dilakukan tergantung kondisi dan kebutuhan masing-masing orang. Jelas, diet yang sehat dan tepat harus dilakukan, yaitu sesuai dalam jumlah, jenis, dan komposisi makanannya.Menurut Sylvia, diet yang sehat memberi jumlah energi sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. "Juga dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik seseorang," kata Sylvia. Kebanyakan mengkonsumsi makanan akan memberikan energi lebih, yang disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan berakibat pada peningkatan berat badan. Sedangkan kekurangan asupan energi, akan membuat kerja organ tubuh kurang optimal, dan mempengaruhi kinerja seseorang.Pembatasan makanan yang tidak memperhatikan kebutuhan tubuh, mungkin bisa cepat menurunkan berat badan. Tapi efeknya tidak bertahan lama dan dapat mengganggu fungsi organ tubuh.Dari survei Dehghan terhadap 31.546 orang dewasa dengan usia rata-rata 66,5 tahun, bagi pengidap penyakit jantung atau kerusakan organ utama, diet sehat membawa perbaikan. Terjadi penurunan risiko kematian kardiovaskular 35%, gagal jantung kongestif 28%, stroke 19%, dan serangan jantung baru 14%.Diet atau pola makan tidak sehat dapat menimbulkan malnutrisi, baik keadaan kelebihan maupun kekurangan. Diet dengan asupan makanan lebih dari kebutuhan dapat berakibat obesitas dan gangguan metabolisme yang menyertainya. Sebaliknya, kekurangan makan berakibat kurang gizi. Hal ini dapat menimbulkan gangguan fungsi di jangka panjang. Kekurangan mineral seng (Zn) misalnya bisa mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh dan fungsi pengecapan. Sedangkan kekurangan zat besi jangka panjang menimbulkan risiko gangguan jantung .Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News