KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan TNI, BNPB, dan BPPT sejak awal musim kemarau terus berupaya dalam mitigasi dampak kemarau panjang, termasuk juga kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Mitigasi tersebut di antaranya dengan melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau yang lebih populer dengan nama hujan buatan. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A. Fachri Radjab mengatakan, hingga saat ini lembaganya menyiapkan tiga posko TMC, masing-masing di Pekanbaru, Pontianak, dan Palangkaraya. Baca Juga: Peringatan dini BMKG: Hari ini waspada peningkatan polusi udara akibat kabut asap
Informasi tersebut, Fachri menjelaskan, vital dalam menentukan lokasi dan waktu pelaksanaan TMC, serta dalam penentuan rute penerbangan untuk penebaran garam guna menyemai awan. Pada 18 September 2019 sekitar pukul 16.00 WIB, misalnya, terpantau terjadi hujan selama 30 menit dengan intensitas sedang di daerah Kelurahan Batu Teritip, Dumai, Riau. Sebelumnya, BMKG mendeteksi ada bibit awan di daerah Dumai, Rohil, dan Padang Sidempuan. Hujan terjadi setelah BPPT, TNI, dan BNPB melakukan penyemaian pada daerah bibit-bibit awan tersebut.