KONTAN.CO.ID - Anda penggemar karya seni rupa? Kalau ya, jangan sampai melewatkan pameran bertajuk Menjadi Indonesia yang diselenggarakan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia yang ke-72 tahun. Pameran yang digelar di Functional Hall level 2, Plaza Indonesia ini menyuguhkan karya seni rupa dari 45 seniman dari seluruh Indonesia. Dalam pameran ini, Anda akan melihat hasrat setiap seniman untuk menghadirkan Indonesia melalui cara pandang dan imajinasi yang berbeda. Sang kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo, mengatakan, para seniman ditantang untuk kritis, melihat sudut pandang yang sesuai dengan suara nuraninya. Itu diolah dan diwujudkan menjadi karya yang memiliki daya gugah bagi khalayak luas.
Suwarno menambahkan, para seniman merupakan saksi zaman yang mencatatkan sejarah negeri dalam sebuah karya. "Seniman punya tempat penting karena mampu menandai negerinya seperti contohnya landmark di setiap negara ditandai oleh seniman. Begitu juga ketika mendatangi museum lukisan dapat dilihat bagaimana bangsa itu tumbuh," ujar dia. Dalam pameran ini Suwarno fokus pada tiga hal yakni bagaimana seniman memandang Indonesia kini dengan keoptimisan, kecemasan dan cenderung melihat Indonesia untuk direnungkan. Lintas generasi Kurator ini sengaja memilih 45 seniman dari lintas generasi. "Ada yang senior seperti Djoko Pekik yang sudah melewati segala fase negeri ini dan seniman-seniman muda yang memandang Indonesia dari sisi milenial," tambah Suwarno. Ambil contoh Nasirun, seniman asal Yogyakarta, yang memamerkan dua karya. Satu lukisan berjudul Jas Merah dan satu lagi karya tiga dimensi berjudul Kerja, Kerja, Kerja. Lewat Jas Merah, Nasirun menggambarkan bagaimana ingatan kolektif dan semangat kerja harus dirawat. "Merawat semangat kerja, menjadikan setiap warga negara menjadi produktif dan berusaha mandiri," tuturnya. Judul Jas Merah dipilih lantaran merupakan ungkapan Presiden Soekarno yang berarti jangan sekali-kali melupakan sejarah. Lalu untuk karya tiga dimensi Kerja, Kerja, Kerja bertolak dari diksi Presiden Jokowi sebagai dasar pemerintahannya.
Nasirun menggunakan benda-benda siap pakai untuk membentuk karya ini seperti troli. Di atas troli itu berjajar para pemuda-pemudi yang mengenakan pakaian adat masing-masing menggambarkan keragaman bangsa Indonesia. Karya ini secara sederhana menyodorkan pesan yang jelas dan kuat. Boleh dibilang, dua karya Nasirun ini menjadi saling mengisi, karena bekerja yang baik dan benar jika ditopang pemahaman sejarah yang baik dan benar. Bagi Anda yang tertarik menengok lukisan para seniman ini, pameran ini akan berlangsung 17 Agustus-27 Agustus 2017. Suwarno bilang, pusat perbelanjaan dipilih sebagai tempat pameran lantaran ingin menggugah sensitivitas pengunjung. "Kalau ke mal tidak hanya melampiaskan syahwat berbelanja tapi lewat pameran juga dapat melatih para pengunjung untuk sensitif terhadap karya seni," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie