KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah Shell Indonesia, kini giliran ExxonMobil Indonesia yang mulai menawarkan kerjasama pembuatan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) dengan menggandeng Grup Salim lewat PT Indomobil Prima Energi. Bedanya, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut hanya menawarkan kemitraan SPBU mini.

Paket kemitraan SPBU mini ExxonMobil ini sekitar Rp 65 juta sampai Rp 85 juta. Mitra akan mendapat fasilitas konstruksi SPBU, instalasi listrik dan perizinan. Besaran biaya disesuaikan dengan lokasi dan luas lahan.

Selain itu mitra juga perlu tambahan modal Rp 40 juta untuk deposit pasokan BBM dan suku cadang. Deposit bisa dikembalikan jika kerjasama selesai. Jadi, total modal yang disiapkan mitra antara Rp 110 juta-Rp 140 juta. Ini di luar lahan yang harus mitra siapkan.

“Untuk lahan harus disiapkan oleh mitra sendiri sama perizinan lokal dengan masyarakat sekitar juga diurus oleh mitra. Lalu sekitar sepertiga sisi depan dari lahan tersebut harus dicor untuk akses keluar-masuk kendaraan,” jelas Willianto Husada, Direktur Indomobil Prima Energi, kepada KONTAN.

Dengan modal tersebut, mitra akan mendapat satu tangki BBM, satu indostation (bengkel mini dan gerai penjualan oli), sistem dan pemeliharaan, peralatan keamanan, buku panduan, pelatihan karyawan dan seragam.

Sistem kemitraan ini bebas franchise fee untuk 3 tahun pertama. Minimal luas lahan yang harus disiapkan oleh calon mitra sekitar 200 m². Luas lahan tersebut sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan pemerintah dan Indonesian Petroleum Association (IPA).

Satu tangki spbu mini berkapasitas 3.500 liter BBM. Setiap spbu mini ExxonMobil bisa menjual lebih dari 100 liter BBM per hari. Jenis BBM yang dijual adalah Ron 92 dengan merek Mobil 92R seharga Rp 9.800 per liter.

Sistem kemitraan ini memakai skema bagi hasil antara perusahaan dan mitra. Sayang, Willianto tidak menyebut besarannya. Yang jelas return of investment (ROI) kurang dari dua tahun.

----------------

ExxonMobil

Jl MT Haryono Kav 11 Jakarta Timur

HP: 081287332727

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon