Yuk menyimak lima informasi penting hari ini!



JAKARTA. Berikut adalah sejumlah topik penting yang harus diperhatikan hari ini:- Penerbitan obligasi bisa Rp 70 triliunPT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menerima mandat pemeringkatan obligasi korporasi tahun depan sebesar Rp 17,69 triliun. Momentum penerbitan obligasi ini diperkirakan berlangsung pada kuartal I-2014.Direktur Pemeringkatan Pefindo, Vonny Widjaja menjelaskan, besaran tersebut merupakan mandat yang diterima Pefindo hingga 25 Oktober 2013. Angka itu termasuk penundaan penerbitan obligasi dari lima emiten sektor perbankan dan properti.Menurut Vonny, emiten akan mencari momentum yang lebih tepat. Tahun depan, optimisme pasar lebih besar dibanding tahun ini. "Dari mandat yang kami terima, sektor perbankan, keuangan, dan properti masih lebih dominan dibanding sektor lain. Kami berharap, penerbitan obligasi keseluruhan pada tahun depan bisa mencapai Rp 70 triliun," ungkap Vonny, Senin (16/12).Vonny memperkirakan, kemungkinan banyak perusahaan akan merilis obligasi pada awal tahun untuk mengurangi risiko pemilu. Namun, ada kemungkinan juga banyak emiten yang akan merilis surat utang pasca pemilu, ketika pemimpin negeri ini sudah jelas identitasnya. "Masih wait and see kapan momen terbaik untuk mendapatkan hasil optimal," ujar dia.Vonny yakin, penerbitan obligasi tahun depan lebih marak dibanding tahun ini. Sebab, permintaan investasi ini cukup banyak. Terlebih, jika emiten mengantongi peringkat A, AA, dan AAA.- Posisi rupiahPergerakan rupiah kian liar. Di pasar spot sampai dengan Senin (16/12), rupiah ditutup di level 12.105 atau naik 0,08% dibanding hari sebelumnya. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) kondisi rupiah juga semakin mengenaskan. Rupiah berakhir melemah 0,19% ke level harga 12.105, level terendah dalam hampir lima tahun terakhir.Kurs tengah BI menunjukkan, rupiah anjlok 25% sejak akhir 2012. Rupiah juga merosot 19% di pasar spot pada periode yang sama. Dengan penurunan ini, rupiah mencatat kinerja terburuk di Asia.Ada banyak faktor kenapa mata uang Garuda ini bisa semakin terjerembab. Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang Bank Mandiri mengatakan, di pengujung tahun 2013 ini, rupiah masih banyak mendapat tekanan. Selain permintaan dollar AS yang tinggi menjelang akhir tahun, rupiah belum juga tertekan defisit current account Indonesia.- Posisi IHSGBursa regional Asia terus tertekan selama empat hari perdagangan terakhir. Kemarin, indeks MSCI Asia Pasific, turun lagi sebesar 0,7% ke 136,95. Hampir seluruh indeks bursa Asia menurun. Indeks Nikkei, misalnya, turun 1,62% ke 15.152,91, indeks Hang Seng juga turun 0,56% ke 23.114,66.Investor masih menunggu hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), selama dua hari ke depan. Analis Trust Securities, Yusuf Nugraha mengatakan, spekulasi pemangkasan stimulus (tapering) AS membuat bursa Asia melemah. Padahal, data ekonomi Asia positif. Ini nampak dari indeks non manufaktur Jepang yang naik dan inflasi India yang terkendali.Menurut Yusuf, rapat The Fed, hari ini, akan mempengaruhi keputusan investor dalam bertransaksi. Jika stimulus dipangkas akan menjadi sentimen negatif. Akibatnya, investor akan menarik dana dari Asia ke AS. - Posisi Wall StreetBursa AS ditutup di zona positif pada transaksi perdagangan tadi malam (16/12) di New York. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,6% menjadi 1.786,54. Ini merupakan kenaikan pertama setelah mencatatkan penurunan selama empat hari berturut-turut. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,8% menjadi 15.884,57. Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 6,01 miliar saham, setara dengan volume transaksi rata-rata tiga bulanan. - PMI China menurun Industri manufaktur China tetap berekspansi di bulan Desember. Namun, laju ekspansi diperkirakan terendah dalam tiga bulan terakhir.Menurut estimasi awal yang dirilis HSBC, laju industri manufaktur atau puchasing managers' index (PMI) China di bulan Desember melambat ke level 50,5. Angka ini lebih lambat dibandingkan kondisi bulan November di level 50,8 dan bulan Oktober 50,9. Level PMI di atas 50 menunjukkan, pabrik-pabrik manufaktur tetap berekspansi.Pertumbuhan permintaan baru dan ekspor baru mengalami percepatan. Namun, jumlah pekerja mengalami penurunan. Meski indeks Desember merosot dibandingkan November, HSBC menilai, rata-rata pertumbuhan indeks di kuartal akhir tahun ini masih lebih baik ketimbang periode tiga bulanan sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie