KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebanyakan orang tentu tahu, WhatsApp bisa untuk sarana komunikasi dan membuat grup percakapan. Tapi, masih belum banyak yang tahu kalau aplikasi percakapan instan ini juga bisa untuk bisnis. Platform digital milik Facebook tersebut punya layanan bertajuk WhatsApp Business yang sudah bergulir secara global termasuk di Indonesia. Semenjak beroperasi dua tahun lalu, sudah ada 6 juta pelaku UMKM di Indonesia yang memanfaatkan layanan itu. Enaknya lagi, layanan WhatsApp Business masih gratis, sama seperti WhatsApp.
Baca Juga: UMKM memiliki peran strategis menopang kebangkitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan WhatsApp Business, menurut Karissa A Sjawaldy, Manajer Kebijakan Publik Facebook Indonesia, pihaknya akan menggelar Program Go Digital & Scale Up With WhatsApp mulai Agustus sampai Desember 2020. Ini pelatihan untuk membantu UMKM menjalankan bisnis secara digital sekaligus menjaring pengguna baru WhatsApp Business. Targetnya, program itu membidik 3.500 UMKM di 12 kota di Indonesia.
Baca Juga: Pertamina akan beri pinjaman Rp 200 juta ke mitra UMKM, ini caranya Karissa menyebutkan, WhatsApp Business punya nilai lebih ketimbang WhatsApp biasa. Pertama, pelaku usaha bisa membuat profil singkat bisnis mereka di bagian informasi WhatsApp Business. Misalnya, keterangan produk, tautan website, media sosial, hingga jam operasional. Kedua, fitur katalog yang memudahkan pelaku UMKM menampilkan produk dan jasa yang mereka tawarkan. "Jadi, tidak perlu pindah aplikasi," kata Karissa kepada KONTAN. Ketiga, pengaturan balasan otomatis dan label untuk mengelompokkan pesan berdasar tipe pelanggan. Anton Wirkono, pendiri dan CEO The Goods Dept, merasa terbantu setelah memanfaatkan WhatsApp Business. Apalagi, di masa pandemi virus corona baru, dimana bisnis ritel termasuk ritel fesyen terkena dampak yang paling besar.
Sebelum pandemi, Anton memanfaatkan penjualan secara offline yang berkontribusi 80% dari total pendapatan dan sisanya dari kanal online. Tapi, setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku, ia langsung mengubah drastis pola bisnisnya, dengan mengandalkan saluran online, termasuk dengan memanfaatkan WhatsApp Business. Hasilnya, meski penjualan offline nihil, bisnisnya terselamatkan penjualan online yang melonjak 100%, baik itu ritel maupun layanan antar makanan. "Digital menyelamatkan bisnis kami," ujar Anton ke KONTAN. Untuk membantu penjualan online, dia mengubah kerja para karyawan yang biasanya di toko kini mengurus bagian pengemasan. Ismiyati, pemilik Super Roti dari Semarang, juga terbantu setelah memanfaatkan WhatsApp Business, untuk mempromosikan Super Roti yang ia klaim roti sehat karena terbuat dari bekatul. Sayang, dia tidak memerinci hasil penjualan pasca memakai aplikasi tersebut. "Untuk memakai aplikasi ini tak perlu edukasi berat," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon