KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri aset kian populer dan semakin berkembang di Indonesia. Tak heran jika pada akhirnya beberapa perusahaan cryptocurrency pun mencari peluang, salah satunya adalah dengan menerbitkan aset kripto. Jadi tak mengherankan jika saat ini sudah ada beberapa aset kripto yang berasal dari dalam negeri. Salah satunya adalah Toko Token (TKO) yang diterbitkan oleh Tokocrypto, salah satu exchange yang sudah diakui resmi oleh Bappebti. TKO diluncurkan pada akhir Maret silam dan menjadi proyek kripto lokal Indonesia pertama yang menyediakan model token hybrid unik, yakni utilitas CeFi dan DeFi.
Dalam utilitas CeFi, TKO dapat digunakan dalam program tabungan seperti TKO Deposit, TKO Rebate, TKO Savings dan TKO Cashback. Sementara dalam platform DeFi, TKO juga dapat digunakan pada farming pools dan lending. Dalam pengembangan utilitas terbarunya, pada pekan ini Tokocrypto telah menghadirkan layanan staking dan saving untuk TKO di jaringan Binance. Melalui staking dan saving, investor yang mengunci TKO-nya akan mendapat bunga berdasarkan durasi penyimpanannya. Baca Juga: Apa itu XAU, token kripto berbasis emas pertama di Indonesia dari Xaurius? Adapun, merujuk Coinmarketcap.com, TKO saat ini berada pada peringkat 245 dengan total market cap sebesar US$ 233 juta. Dari sisi harga, TKO sempat menyentuh all time high (ATH) pada US$ 4,8 per TKO pada 3 Mei silam. Sementara pada saat ini, harganya berada di level US$ 2,01 per TKO